Advertisement

Promo Desember

Begini Tren Perubahan Investasi di 2024 Menurut BEI DIY

Anisatul Umah
Sabtu, 21 Desember 2024 - 11:37 WIB
Sunartono
Begini Tren Perubahan Investasi di 2024 Menurut BEI DIY Investasi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta menyampaikan terjadi perubahan tren investasi pada 2024 dibandingkan tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan perubahan di semua daerah berkiblat pada perubahan tren secara nasional.

Menurutnya berdasarkan kacamata nasional ada beberapa faktor yang menjadi katalisator baik katalis positif maupun negatif. Pertama, adanya kemungkinan investor beralih ke instrumen investasi lain ketika kondisi pasar sedang lesu.

Advertisement

BACA JUGA : BEI DIY Optimistis Target Penambahan Investor Tahun Ini Tercapai

Penyebabnya karena ketidakpastian ekonomi global, dengan inflasi AS yang belum mencapai target 2% dan suku bunga The Fed yang masih tinggi. Investor cenderung beralih ke produk investasi yang dianggap lebih aman.

"Adanya Pemilu 2024 lalu yang menyebabkan investor bersikap wait and see. Dan pasca Pemilu, berangsur pulih kembali atau rebound," ucapnya, Sabtu (21/12/2024).

Kedua, pertumbuhan investor baru cenderung melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meski jumlah investor pasar modal terus bertambah. Per Mei 2024, total investor pasar modal mencapai 12,93 juta, dengan investor saham sebanyak 5,72 juta naik 1,54% secara bulanan. Per Oktober 2024, jumlah investor pasar modal tembus 14 juta SID, dengan pertambahan 1,83 juta SID baru sejak akhir 2023.

Ia menjelaskan pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Ketiga, terjadi perubahan komposisi kontribusi investor dalam trading harian. Di mana kontribusi investor asing meningkat dari 30% menjadi 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi investor domestik sedikit menurun dari 70% menjadi sekitar 66%.

Lalu keempat, tren penawaran umum perdana saham (IPO) di BEI mengalami perlambatan. Hingga pertengahan Desember 2024, realisasi IPO di BEI baru mencapai 40 perusahaan, belum mencapai target emiten baru 2024.

Irfan menyampaikan beberapa calon emiten kemungkinan memilih mundur karena ketidakpastian kondisi pasar global. Jumlah IPO dan dana yang dihimpun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 79 perusahaan dengan pendanaan US$ 3,6 miliar.

BEI semakin gencar melakukan edukasi dan peningkatan literasi keuangan untuk mendorong pertumbuhan investor. Sejak awal tahun hingga September 2024, BEI termasuk BEI DIY telah mengadakan 19.779 kegiatan edukasi di seluruh Indonesia yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta.

BACA JUGA : BEI DIY Catat Penambahan 3.047 Investor di September 2024

Kemudian mengembangkan infrastruktur digital seperti aplikasi IDX Mobile yang kini memiliki 193.968 pengguna. Dan juga fokus pada pengembangan Galeri Investasi (GI) BEI yang berjumlah 927 di seluruh Indonesia.

Khusus untuk DIY dan sekitarnya, kata Irfan, GI BEI yang berada di kampus akan ditumbuhkembangkan bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK DIY). "Menjadi Pusat Literasi Keuangan Terpadu dan Inkubator UMKM Naik Kelas," jelasnya.

Meski menghadapi berbagai tantangan, BEI tetap optimis terhadap prospek pasar modal Indonesia sampai dengan akhir 2024 dan menjelang 2025. "Terus berupaya meningkatkan kredibilitas, tata kelola perusahaan yang baik, dan potensi pasar modal RI," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

KAI Tambah 1.400 Perjalanan Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Jogja
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement