Advertisement

Pakar Transportasi UGM Sebut Jalur KA Stasiun Tugu Lebih Baik Elevated, Ini Alasannya

Anisatul Umah
Selasa, 08 Oktober 2024 - 19:17 WIB
Arief Junianto
Pakar Transportasi UGM Sebut Jalur KA Stasiun Tugu Lebih Baik Elevated, Ini Alasannya Ilustrasi kereta api - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM berpandangan kereta api (KA) merupakan moda transportasi publik terbaik di dunia lantaran bisa mengangkut banyak penumpang dan tidak banyak menghasilkan karbon. Oleh karena itu standar pelayanannya harus semakin baik.

Kepala Pustral UGM, Ikaputra mengusulkan agar jalur KA seperti di Stasiun Yogyakarta (Tugu) dibuat elevated atau menjadi jalur layang. Sehingga penumpang kereta api tidak perlu lagi repot-repot menyebrang menuju peron. Dia mencontohkan salah satunya seperti di Stasiun Gambir.

Advertisement

Dia berpandangan Stasiun Tugu Yogyakarta bisa lebih baik. Kemungkinan butuh 10-12 trek karena beberapa jenis kereta seperti KA Bandara hingga KRL.

Menurutnya, beralihnya KA Prameks menjadi KRL membuat perubahan secara teknis, tapi peron khususnya sekarang belum ada. "Mestinya elevated. Tahap pertama standar dulu yang bawah karena operasional harus tetap jalan. Sehingga tidak mengganggu perjalanan," ucapnya, Selasa (8/10/2024).

Selain Stasiun Yogyakarta, menurutnya Stasiun Lempuyangan juga perlu ditata. Penumpangnya semakin banyak sementara ruang untuk parkir masih sangat terbatas. Jangka panjang dua stasiun ini diharapkan bisa diakses dari dua sisi Selatan dan Utara.

Menurutnya rencana memasukkan jalan raya depan Stasiun Lempuyangan menjadi kawasan KAI sudah lama direncanakan. Sehingga moda transportasi KA semakin nyaman dan membuat orang mau beralih dari mobil pribadi ke KA. "Khususnya Lempuyangan parkirannya kan masih sangat kecil, padahal penumpang bisa sangat banyak," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan salah satu kekurangan dari KA adalah tidak bisa menjangkau sampai lokasi tujuan. Sehingga diharapkan konektivitas angkutan semakin bervariasi. "Supaya orang pindah ke KA, lebih mengurangi emisi."

BACA JUGA: Setelah Disterilkan, KAI Jadikan Bong Suwung untuk Tempat Melangsir Kereta

Sebelumnya, Manager Humas Daop 6, Krisbiyantoro mengatakan jangka panjang emplacement Stasiun Jogja akan dikembangkan, jarak antar rel bakal dilebarkan. Peron yang tambah lebar akan mengurai penumpukan penumpang saat peak season. Pelebaran akan berpengaruh pada panjang jalur.

Secara geometri, kata Krisbiyantoro, harus menarik ke Barat menjadi lebih panjang dan lebar. "Jangka panjang untuk pengembangan jalur emplacement stasiun jangka panjangnya terkait dengan perluasan peron di stasiun," jelasnya.

Menurutnya jarak antar rel saat ini hanya 2,5 meter hingga 3 meter, akan lebih baik jika dilebarkan. Di Stasiun Jogja dia menyebut yang paling lebar ada di jalur 3, dan lainnya pendek-pendek.

Ia belum bisa memastikan kapan rencana jangka panjang tersebut akan dieksekusi. Sebab untuk pembangunan jalur harus menunggu arahan dari regulator. "Belum sampai tahap itu [DED], masih jangka panjang kalau pengembangan stasiun secara keseluruhan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

BEDAH BUKU: Gizi yang Baik untuk Anak Tak Harus Mahal

Sleman
| Selasa, 08 Oktober 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Staycation di Hotel Masih Ngetren, Simak Tipsnya

Wisata
| Kamis, 03 Oktober 2024, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement