Advertisement
Pakar Transportasi UGM Sebut Jalur KA Stasiun Tugu Lebih Baik Elevated, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM berpandangan kereta api (KA) merupakan moda transportasi publik terbaik di dunia lantaran bisa mengangkut banyak penumpang dan tidak banyak menghasilkan karbon. Oleh karena itu standar pelayanannya harus semakin baik.
Kepala Pustral UGM, Ikaputra mengusulkan agar jalur KA seperti di Stasiun Yogyakarta (Tugu) dibuat elevated atau menjadi jalur layang. Sehingga penumpang kereta api tidak perlu lagi repot-repot menyebrang menuju peron. Dia mencontohkan salah satunya seperti di Stasiun Gambir.
Advertisement
Dia berpandangan Stasiun Tugu Yogyakarta bisa lebih baik. Kemungkinan butuh 10-12 trek karena beberapa jenis kereta seperti KA Bandara hingga KRL.
Menurutnya, beralihnya KA Prameks menjadi KRL membuat perubahan secara teknis, tapi peron khususnya sekarang belum ada. "Mestinya elevated. Tahap pertama standar dulu yang bawah karena operasional harus tetap jalan. Sehingga tidak mengganggu perjalanan," ucapnya, Selasa (8/10/2024).
Selain Stasiun Yogyakarta, menurutnya Stasiun Lempuyangan juga perlu ditata. Penumpangnya semakin banyak sementara ruang untuk parkir masih sangat terbatas. Jangka panjang dua stasiun ini diharapkan bisa diakses dari dua sisi Selatan dan Utara.
Menurutnya rencana memasukkan jalan raya depan Stasiun Lempuyangan menjadi kawasan KAI sudah lama direncanakan. Sehingga moda transportasi KA semakin nyaman dan membuat orang mau beralih dari mobil pribadi ke KA. "Khususnya Lempuyangan parkirannya kan masih sangat kecil, padahal penumpang bisa sangat banyak," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan salah satu kekurangan dari KA adalah tidak bisa menjangkau sampai lokasi tujuan. Sehingga diharapkan konektivitas angkutan semakin bervariasi. "Supaya orang pindah ke KA, lebih mengurangi emisi."
BACA JUGA: Setelah Disterilkan, KAI Jadikan Bong Suwung untuk Tempat Melangsir Kereta
Sebelumnya, Manager Humas Daop 6, Krisbiyantoro mengatakan jangka panjang emplacement Stasiun Jogja akan dikembangkan, jarak antar rel bakal dilebarkan. Peron yang tambah lebar akan mengurai penumpukan penumpang saat peak season. Pelebaran akan berpengaruh pada panjang jalur.
Secara geometri, kata Krisbiyantoro, harus menarik ke Barat menjadi lebih panjang dan lebar. "Jangka panjang untuk pengembangan jalur emplacement stasiun jangka panjangnya terkait dengan perluasan peron di stasiun," jelasnya.
Menurutnya jarak antar rel saat ini hanya 2,5 meter hingga 3 meter, akan lebih baik jika dilebarkan. Di Stasiun Jogja dia menyebut yang paling lebar ada di jalur 3, dan lainnya pendek-pendek.
Ia belum bisa memastikan kapan rencana jangka panjang tersebut akan dieksekusi. Sebab untuk pembangunan jalur harus menunggu arahan dari regulator. "Belum sampai tahap itu [DED], masih jangka panjang kalau pengembangan stasiun secara keseluruhan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
Advertisement

Siap-siap! Tour de Merapi Segera Digelar di Sleman, Catat Tanggal Pendaftarannya
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Harga Ayam Hidup Anjlok, Kementan Upayakan Stabilisasi Gandeng Satgas Pangan Polri
- BPR Kurnia Sewon Dampingi Puluhan UKM Naik Kelas dengan AI
- Pinsar Jateng-DIY Dukung Kenaikan HPP Ayam Hidup Jadi Rp18.000 per Kg
- BEI DIY Perkirakan Dampak Konflik Israel-Iran ke IHSG Tidak Berlangsung Lama
- Hingga Mei 2025 Kunjungan Mal DIY Meningkat 30 Persen Dibandingkan Tahun Lalu
- MIDYEAR ECONOMIC OUTLOOK DIY 2025: Pariwisata dan UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi DIY
- OJK Imbau Investor Muda Jangan FOMO dengan Aset Kripto
Advertisement
Advertisement