Advertisement

Harga BBM Turun Bisa Bikin Deflasi Lagi? Ini Penjelasan BPS DIY

Anisatul Umah
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 12:47 WIB
Ujang Hasanudin
Harga BBM Turun Bisa Bikin Deflasi Lagi? Ini Penjelasan BPS DIY Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati. - Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada September 2024 terjadi deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bensin menjadi salah satu komoditas yang punya andil mendorong deflasi pada September 2024.

Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi per 1 Oktober 2024 lalu. Apakah bulan ini akan terjadi deflasi lagi?

Advertisement

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menjelaskan jika bicara BBM saja kemungkinan akan deflasi. Akan tetapi untuk menentukan inflasi atau deflasi ada 400-an lebih jenis barang yang menjadi penentu. Tinggal dilihat keseimbangannya, mana yang lebih kuat dalam mendorong inflasi dan menahan.  

Dia mencontohkan emas sejak akhir 2023 terus mengalami kenaikan. Sementara BBM naik turun mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Sehingga bisa menjadi salah satu bahan pengendalian inflasi.

"Benar [pengaruh BBM besar] dari total konsumsi per rumah tangga di DIY pengeluaran untuk BBM per bulan cukup tinggi," jelasnya beberapa waktu lalu.

Herum mengatakan konsumsi BBM satu liter harganya hampir sama dengan harga 1 kg beras. Jika satu rumah tangga anggotanya hanya 3 orang, beras 1 kg tidak akan habis dalam sehari.

BACA JUGA: Pemda DIY Wanti-wanti Deflasi Berdampak Bagi Kesejahteraan Petani

Oleh karena itu BBM punya andil besar pada pengeluaran konsumsi rumah tangga. Di sisi lain angkutan umum juga tidak terlalu banyak, sehingga andil BBM menjadi cukup besar, menurutnya hampir 5%.

"Paling beras gak habis 1 kg, padahal kan timbangannya hampir sama lah dengan satu liter BBM," kata Herum.

Menurutnya andil beras ada di bawah BBM namun juga punya andil besar dan dikonsumsi secara terus menerus. Akan tetapi jika beras tidak ada masih ada opsi untuk mengkonsumsi bahan lainnya misalnya roti.

"Kalau bensin gak ada tinggal di rumah saja, kira-kira seperti itu, kenapa BBM punya andil tinggi," paparnya.

Sebelumnya, harga Pertamax Series dan Dex Series mengalami penurunan harga mulai 1 Oktober 2024. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan harga BBM non subsidi selalu dievaluasi berkala mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

"Bisa tetap, bisa naik dan bahkan bisa turun, tergantung trend harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Pada Oktober ini, semua harga BBM non subsidi Pertamina mengalami penurunan harga," jelas Heppy.

Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp13.250, Pertamax Green (RON 95) menjadi Rp12.700 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.100.

Sedangkan untuk Dexlite (CN 51) terdapat penyesuaian harga menjadi Rp12.700 dan Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp13.150 per liternya. Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bawaslu Bantul Dalami Kasus Truk Pengangkut Beras Bantuan Pangan Bergambar Peserta Pilkada

Bantul
| Jum'at, 11 Oktober 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Patung Gajah Mada Diletakkan di Dasar Laut untuk Tarik Minat Wisatawan

Wisata
| Jum'at, 11 Oktober 2024, 00:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement