Advertisement
Ekspor Vaksin, Bio Farma Teken Kontrak Rp1,4 Triliun untuk 2025
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Bio Farma (Persero), holding BUMN Farmasi telah meneken kontrak pengadaan vaksin senilai Rp1,4 triliun dengan beberapa negara, untuk waktu 2025.
Adapun, kesepakatan tersebut diteken saat pertemuan rutin bersama 43 perusahaan farmasi global, World Health Organization (WHO), dan United Nations Children's Fund (UNICEF) di Sao Paolo, Brazil pada bulan lalu.
Advertisement
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, Bio Farma kembali dipercaya untuk memasok berbagai jenis vaksin ke sejumlah negara pada 2025. Vaksin yang akan dipasok oleh holding BUMN farmasi tersebut, di antaranya vaksin polio dan difteri, pertusis, tetanus (DPT) untuk anak-anak.
“Di Sao Paulo, Brasil kami dipercaya kembali untuk memasok vaksin jenisnya macam-macam, di antaranya polio dan DPT, itu total Rp1,4 triliun untuk 2025," kata Soleh di kantor BUMN, Jumat (1/11/2024).
Soleh menyampaikan, nilai kontrak sebesar Rp1,4 triliun tersebut baru setengah dari target yang dicanangkan oleh Bio Farma pada 2025. Sebab, pada tahun depan Bio Farma menargetkan total ekspor vaksin dengan nilai mencapai Rp3 triliun.
Soleh menuturkan, terdapat 153 negara yang bakal menggunakan vaksin milik Bio Farma. Vaksin tersebut, kata Soleh, nantinya sebagian besar adalah vaksin yang diberikan kepada anak-anak.
BACA JUGA: Kelok 23 Bisa Jadi Berkah Wisata Gunungkidul, Ini 6 Hal yang Wajib Disiapkan
Namun, Soleh tak memerinci negara mana saja yang bakal mengimpor vaksin dari perusahaan yang berbasis di Kota Kembang ini.
"[Sebanyak] 700 juta anak di seluruh seluruh dunia, dari 153 negara itu menggunakan vaksinnya Bio Farma. Jadi sangat-sangat krusial ya, selain yang ada di Indonesia sendiri,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan pemerintah terus mengupayakan agar Bio Farma bisa menjadi salah satu pusat produksi vaksin dunia.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong perusahaan farmasi ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya yang saat ini diketahui mencapai 3,1 miliar dosis vaksin setiap tahunnya.
"Bahkan, kami dorong produksinya untuk 10 tahun ke depan. Kalau bisa, bisa naik lima kali lipat. Ini berbagai jenis vaksin ya, ada vaksin kanker serviks ada macam-macam," ucap Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Program Makan Bergizi Gratis Incar Pengusaha Kuliner Lokal, PPJI DIY: Baru Penawaran Sewa Dapur
- Ombudsman Sebut Pengaturan Pupuk Bersubsidi Perlu Payung Hukum
- Luhut Sebut Rencana Kenaikan PPN 12 Persen Awal 2025 Kemungkinan Ditunda
- 4 Keuntungan Memakai Rak Dapur Terbuka di Rumah
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KAI Catat 643.290 Tiket Jarak Jauh Terjual untuk Periode Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Ancaman Kenaikan Tarif Impor AS untuk China Bisa Jadi Peluang bagi DIY, Ini Penjelasannya
- Presiden Prabowo Berupaya Menekan Ketergantungan Impor Komoditas Pangan
- Ombudsman Sebut Pengaturan Pupuk Bersubsidi Perlu Payung Hukum
- PPN 12 Persen, Beban Milenial dan Gen Z Diprediksi Makin Berat
- Dekranasda DIY Dorong Regenerasi Pembatik Muda
- Program Makan Bergizi Gratis Incar Pengusaha Kuliner Lokal, PPJI DIY: Baru Penawaran Sewa Dapur
Advertisement
Advertisement