Advertisement

Ekspor DIY Melonjak Secara Tahunan, Disperindag Sebut Pelaku Usaha Mulai Beradaptasi

Anisatul Umah
Selasa, 05 November 2024 - 10:17 WIB
Sunartono
Ekspor DIY Melonjak Secara Tahunan, Disperindag Sebut Pelaku Usaha Mulai Beradaptasi Ilustrasi ekspor impor (Freepik)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekspor DIY pada September 2024 mencapai 46,18 juta dolar AS, secara bulanan (month-to-month/mtm) turun tipis 1,2% dari bulan sebelumnya 46,74 juta dolar AS. Akan tetapi secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi kenaikan di mana pada September 2023 sebesar 37,11 juta dolar AS.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti mengatakan kenaikan ekspor September 2024 dibandingkan September 2023 kemungkinan karena pelaku usaha sudah mulai beradaptasi dengan situasi global. Selain itu permintaan juga meningkat karena stok di sana mulai berkurang.

Menurutnya, ekspor September 2024 meningkat dari tahun lalu untuk komoditas pakaian jadi rajutan seperti jaket/mantel di mana sudah mulai persiapan untuk musim dingin. Kenaikan juga terjadi pada minyak atsiri sebagai bahan baku berbagai macam produk seperti kosmetik, minyak wangi dan lainnya, serta produk dari bahan kertas/karton.

"[kenaikan] mungkin disebabkan pelaku usaha sudah mulai beradaptasi dengan situasi kondisi global," kata Syam, Selasa (5/11/2024).

Dia menjelaskan, negara tujuan ekspor utama dari DIY adalah Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. Syam menyebut Australia merupakan salah satu negara tujuan baru yang mengalami peningkatan cukup signifikan.

DIY berusaha mendorong pelaku usaha meningkatkan atau memperluas ekspor ke negara tersebut melalui fasilitas perjanjian perdagangan bilateral Indonesia-Australia. Selain Australia, pelaku usaha DIY juga didorong untuk masuk ke pasar baru seperti Turki dan beberapa wilayah Eropa Timur.

"Disperindag DIY bersama para perwakilan perdagangan dan KBRI di luar negeri berusaha memfasilitasi pertemuan/business matching secara online," jelasnya.

Secara umum golongan barang yang diekspor masih relatif sama, namun mengalami perubahan inovasi produk. Saat ini produk makanan sudah mulai ekspor. "Tetapi karena nilai masih tergolong kecil, jadi belum terlihat dalam data BPS," ucapnya.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan pada September 2024 negara pangsa ekspor pertama adalah Amerika Serikat dengan nilai 21,67 juta dolar AS andilnya 46,93%. Kedua Australia dengan nilai 3,13 juta dolar AS andilnya 6,78%. Ketiga Jepang 2,90 juta dolar AS andilnya 6,26%. Disusul Jerman dan seterusnya dengan nilai di bawah 2,5 juta dolar AS dengan andil dibawah 6%.

Ia menjelaskan, berdasarkan komoditas ekspor terbesar DIY pada September 2024 yakni pakaian jadi bukan rajutan mencapai 11,20 juta dolar AS andilnya 24,25%. Kedua barang-barang rajutan dengan nilai 8,65 juta dolar AS andilnya 18,73%. Ketiga perabot penerangan rumah 5,96 juta dolar AS andilnya 12,91%.

"Untuk barang-barang dari kulit dan seterusnya nilainya di bawah 5,7 juta dolar AS dan dan andil di bawah 12,5%," jelasnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

25 Orang di Bantul Bunuh Diri Selama 2024, Polres Imbau Warga untuk Saling Ingatkan

Bantul
| Kamis, 05 Desember 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement