Advertisement
OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menyebut ada 960.000 pelajar dan mahasiswa di Indonesia terjerat judi online. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY menyebut ada 7 alasan kenapa pelajar dan mahasiswa mudah terjerat judi online.
Kepala OJK DIY, Eko Yunianto mengatakan alasan pertama adalah kemudahan akses. Perkembangan teknologi informasi memudahkan pelajar atau mahasiswa mengakses semua situs termasuk situs judi online. Kedua, tekanan finansial dan gaya hidup dari keluarga maupun masyarakat.
BACA JUGA: Pemerintah Disarankan Bikin Aturan Bermain Gawai pada Anak
Ketiga, lingkungan sosial atau pergaulan. Keempat, hormon endorfin, rasa senang dan puas ketika seorang pemain judi online berhasil menang, sehingga membuat efek ketagihan dan sulit dihentikan.
"Sejauh ini belum ada laporan adanya mahasiswa maupun pelajar yang terjerat judi online ke OJK DIY," ucapnya, Sabtu (23/11/2024).
Kemudian alasan kelima adalah kurangnya interaksi dan komunikasi dengan keluarga. Untuk berbagi cerita dan permasalahan yang sedang dihadapi. Keenam, pelajar atau mahasiswa sekarang lebih memilih banyak bermain gadget daripada menyibukkan diri dalam komunitas-komunitas yang positif dan membangun.
"Terakhir semakin banyak judi online berkedok game online yang mudah diakses tanpa batasan usia," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan atas kondisi ini OJK DIY tidak tinggal diam, berbagai upaya pencegahan dilakukan. Di antaranya melakukan kegiatan edukasi keuangan. Menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk segmen pelajar maupun mahasiswa terkait bahaya judi online.
Menurutnya bersama Satgas PASTI Daerah yang juga konsen pada masalah judi online, upaya pencegahan dilakukan dengan diseminasi konten-konten edukasi melalui media sosial. "Di antaranya terkait judi online," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan saat ini judi online sudah menyasar anak-anak di bawah 10 tahun. Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) sebesar 2% atau 80.000.
Irfan mengatakan anak-anak terpapar judi online berawal dari game online. Bahkan sebagian diantaranya menggunakan dana dari pinjaman online untuk bermain judi online.
Menurutnya Indonesia sedang darurat judi online, oleh karena itu perlu bersama-sama memberantasnya. Termasuk BEI DIY ambil peran di dalamnya melakukan sosialisasi investasi yang benar, salah satunya di pasar modal.
"Kalau gak di edukasi sejak dini, bagaimana mau mencapai Indonesia emas," ucapnya. (Anisatul Umah)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Danantara Dikabarkan Pendekatan ke GoTo dan Grab untuk Investasi Saham
- Tahun Ini Jatuh Tempo Utang Pemerintah Mencapai Rp800 Trilun, Ini Kata Ekonom
- Danantara Gandeng Himbara Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
- Pasokan Elpiji Selama Libur Iduladha di Jateng-DIY Dipastikan Aman oleh Pertamina Patraniaga JBT
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
Advertisement

Ada Festival Takbir di Bantul Sabtu Malam, 7 Juni 2025, Sejumlah Ruas Jalan Dialihkan
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Asita DIY Sebut Kunjungan Wisman ke DIY Turun 20 Persen, Penyebabnya Dua Hal Ini
- Jumlah Investor di DIY per April 2025 Mencapai 248.113 Investor
- BI DIY Dukung Program Kemandirian Ekonomi Pesantren, Sektor Keuangan Hingga Pengembangan Usaha
- Menteri Pertanian Sebut Ada Upaya Mafia Pangan Memanipulasi Data Pasokan Beras
- Tahun Ini Jatuh Tempo Utang Pemerintah Mencapai Rp800 Trilun, Ini Kata Ekonom
- Danantara Dikabarkan Pendekatan ke GoTo dan Grab untuk Investasi Saham
- Jelang Libur Sekolah, Garuda Indonesia Siapkan Program Diskon Penerbangan
Advertisement
Advertisement