Advertisement
Kisah Rosid Membangun Usaha Sajadah Custom
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sajadah tidak harus begitu-begitu saja. Di Sajadah Custom, kita bisa membuat sajadah sesuai selera. Keunikan sajadah bisa membuat ibadah semakin indah.
Tidak ada darah pengusaha di keluarga besar Rosid Slameto. Maka saat Rosid memutuskan berhenti dari pekerjaannya di perusahaan swasta, kemudian memutuskan jadi pengusaha, keluarganya cukup kaget. Selama bekerja di bidang desain grafis, Rosid menabung uangnya sebagai modal.
Advertisement
Sekitar 2013, dia mencoba franchise usaha jamur crispy. Biaya franchise diperingan dengan barter keahlian Rosid untuk mendesainkan logo dan lainnya pada merek jamur crispy tersebut. Dari pekerjaan yang rutin secara pemasukan, Rosid banting stir ke dunia yang serba tidak pasti.
Usaha penjualan jamur crispy itu tidak berumur panjang, tidak sampai setahun. Untuk menutup berbagai biaya, Rosid menjual banyak barang. “Gerobak buat jualan jamur saya jual, sampai wajan dan spatula saya jual. Spatula saya jual Rp5.000 saking enggak ada uangnya, [padahal saya] ada cicilan motor dan laptop, enam bulan enggak bayar motor, dikejar dept collector,” kata Rosid, Selasa (17/12/2024).
BACA JUGA : Mary Jane Veloso Ingin Buka Usaha Batik Setelah Pulang ke Filipina
Tidak lama berselang, Rosid masuk rumah sakit. Selama empat hari, dokter tidak menemukan penyakit medisnya. Di hari kelima, dokter hendak merujuk Rosid ke psikiater. Namun malam keempat, teman Rosid datang bersama seorang ustaz. Setelah mendapat banyak nasihat, tidak berselang lama, sakitnya hilang. “Paginya udah enggak sakit dan boleh pulang,” katanya.
Di tahun yang sama, Rosid membuka usaha percetakan, yang mengurus banyak jenis kertas dan sebagainya. “Kalau ada pengusaha yang mulai dari nol, kalau saya mungkin dibilang mulai dari minus,” kata Rosid, yang di tahun itu berusia 27 tahun.
Mulai dari Minus
Di tahun 2013, pemasaran produk melalui online masih barang baru. Rosid memasarkan percetakannya secara online. Dia juga memanfaatkan iklan di media massa. Dampaknya lumayan besar, banyak perusahaan order berbagai perlengkapan percetakan, dari nota, map, dan sebagainya.
Rosid juga door to door ke hotel-hotel yang ada di Jogja. Di masa itu, hotel mulai banyak bermunculan di Jogja. Rosid merasa dirinya cukup bisa melihat peluang bisnis. Secara berangsur, usaha percetakan tumbuh dan berjalan hingga hari ini.
Kemampuan membaca peluang itu juga yang membawanya terjun ke dunia produksi sajadah custom. “Maret 2023 saya beli [print kain], saya buka Sajadah Custom. Basic saya sebenarnya di kertas, dulu berpikir kertas dan kain mirip-mirip, ternyata beda banget,” katanya.
Meski ini menjadi dunia baru, Rosid melihat usaha sajadah custom masih tergolong blue ocean atau masih sedikit pemainnya. Sementara pasar kebutuhan perlengkapan terkait Islam di Indonesia cukup besar. Di dua bulan awal, dia belajar autodidak melalui YouTube. Rosid juga trial and error untuk mencari kain dan pola produksi yang paling cocok.
Barulah pada bulan keempat, order pertama sajadahnya masuk. Pesanan kala itu berasal dari sekolah di Kota Jogja, yang memesan sajadah custom sekitar 100 pcs. Pesanan itu datang dari pemasaran secara online, sistem yang memang sedari awal dijalankan oleh Rosid untuk Sajadah Custom. “Kami lebih kuat di online, setiap harinya, paling yang datang ke kantor enggak sampai lima orang,” kata Rosid.
Dalam dan Luar Negeri
Sajadah Custom bisa membuat empat jenis produk, mulai dari sajadah rumbai, tanpa rumbai, sajadah yang bisa dilipat berbentuk kotak, hingga sajadah untuk bepergian (yang misal dilipat berbentuk bulat). Harga per satu sajadah mulai dari Rp42.000.
Adapun bahan sajadah berjenis silky dan waterproof. Ada jenis sajadah yang bisa anti slip, agar saat sujud atau bergerak, sajadahnya tetap stabil. Untuk desain, Sajadah Custom bisa membuat sesuai keinginan konsumen.
Saat ini penjualan produk di Sajadah Custom masih fluktuatif. Dalam sebulan, rata-rata produksi sekitar 2.500 pcs. “Kebanyakan untuk souvenir, seperti agen haji. Biasanya untuk branding, ada logo perusahaan,” kata Rosid, yang saat ini berusia 38 tahun.
Pemesan juga datang dari perusahaan, sekolah, pengelola masjid, komunitas, hingga per orangan. Setelah pesanan masuk, Sajadah Custom akan membuat dan mengirimkan sampel sajadah pada konsumen. Setelah mendapat persetujuan, produksi massal baru akan berlangsung. Ada garansi apabila produk terdapat cacat.
BACA JUGA : Kisah Pendiri Asmaralaya Malang Melintas di Jagad Seni Jogja
Tidak hanya dari Indonesia, pesanan juga berasal dari luar negeri. “Pernah kirim sajadah ke Jepang, sepertinya dari orang Indonesia yang tinggal di Jepang, mungkin sejenis lembaga swadaya masyarakat di sana,” katanya. “Pernah juga menerima order dari Malaysia dan Singapura, pesanan langsung dari warga sana, untuk souvenir masjid dan produk kecantikan.”
Utamakan Keberkahan
Pada dasarnya, motif dan desain di sajadah bisa bervariasi. Namun Sajadah Custom tidak bisa menyematkan lafaz Allah di produknya. Sejauh ini, desain yang masuk tergolong sederhana, belum pernah ada yang aneh atau rumit. Misal perempuan, biasanya bermotif bunga. Sementara untuk anak-anak, biasanya karakter kartun, misalnya Tayo.
Rosid mencoba menerapkan prinsip kejujuran di usaha Sajadah Custom-nya. Mereka tidak menerima pembuatan mark up harga, serta pemberian nota kosong. “Dari awal sudah kami tolak, nominal berapa pun langsung ditolak. Keberkahan rezeki menjadi yang utama. Awal-awal banyak [yang minta nota mark up atau nota kosong], mulai sekarang sudah hampir enggak ada,” kata Rosid.
Dalam menjalankan bisnis, tidak ada prinsip khusus dari Rosid, selain mengutamakan keberkahan rezeki. Dia merasa manusia hanya wayang, dengan dalangnya adalah Tuhan. Sehingga manusia hanya perlu berusaha, dengan setelahnya memperbesar syukur.
Bisnis bisa saja pasang dan surut, namun usaha tidak selalu perkara keuntungan finansial. Rosid lebih ingin usahanya bisa berjasa untuk banyak orang, termasuk karyawan yang bekerja di Sajadah Custom. “Ingin bisnis ini terus tumbuh, ingin menolong semakin banyak orang,” katanya.
Pernah suatu ketika Rosid membuka lowongan kerja di bagian produksi. Banyak yang melamar, dengan beberapanya dia undang untuk wawancara. Dari obrolan itu, Rosid melihat fenomena susahnya orang mencari pekerjaan. “Dalam hati kalau bisa saya terima semua, akan saya terima. Saya iba mereka cari kerja ternyata seperti ini, tahun 2024 ekonomi sedang menurun, cari kerja lagi susah. Kalau fokusnya ke profit terus akan capek, [lebih pengen bantu orang-orang],” kata Rosid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Selama Libur Nataru, Segini Jumlah Penumpang yang Menggunakan Bandara YIA
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Quality Tourism Hingga Promosi Wisata DIY ke Luar Negeri Perlu Digenjot Tahun Ini
- Setop Impor Beras, Gula, Garam dan Jagung, Kemendag Dukung Swasembada Pangan
- Agar Layak Konsumsi, Bapanas Bakal Pantau Keamanan Pangan Segar secara Intensif
- Kenaikan Harga Jual Rokok Eceran Disebut Bakal Memicu Maraknya Rokok Ilegal
- FAO Sebut Harga Pangan Dunia Turun 2,1 Persen pada 2024
- Harga Cabai Rawit dan Bawang Putih Hari Ini Naik
- Dorong Sektor Pariwisata, Rute Penerbangan Internasional Bandara YIA Diminta Ditambah
Advertisement
Advertisement