Advertisement
Aptrindo Jateng DIY Minta Pengemudi Truk Diminta Kurangi Kecepatan di Jalan Tol Berlubang

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan kepada pengemudi yang melintas jalan bebas hambatan atau tol menurunkan kecepatannya ketika melintasi jalan yang rusak dan berlubang. Hal ini untuk mengantisipasi pecah ban dan kecelakaan lalu lintas.
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan apabila pengemudi dikagetkan oleh kemunculan lubang secara tiba-tiba di jalan tol, hal yang paling bijaksana adalah mengorbankan ban untuk menghantam lubang.
Advertisement
"Hal itu jauh lebih baik daripada harus buang badan ke kiri atau ke kanan atau mengerem secara mendadak yang malah akan bisa mengakibatkan tabrakan beruntun," kata Bambang, dalam keterangan tertulis, Senin (3/2/2025).
Ia mengatakan sebelum adanya jalan tol trans Jawa, kasus pecah ban dan velg pada mobil dan motor pada musim hujan lebih sering dialami oleh pengemudi kendaraan bermotor, namun sejak tersambungnya tol trans Jawa kasus seperti ini sudah jauh berkurang.
BACA JUGA: Speedboat Basarnas Meledak, 3 Tewas dan 1 Wartawan Hilang
Dahulu setiap musim hujan tiba, pasti penjualan ban dan velg selalu meningkat, karena pengendara menghindari aquaplaning atau hilang kendali di atas lapisan air dan banyak yang rodanya membentur bibir lubang di jalan.
Kasus-kasus yang kerap terjadi ketika ban membentur bibir lubang dikenal di kalangan teknisi ban sebagai impact burst atau benturan, cut burst (terpotong) dan run flat (kehabisan udara).
"Bukan lantas berarti semua kendaraan tidak boleh melintasi jalanan rusak dan bebatuan.Boleh saja, karena yang tidak boleh adalah menghantam lubang di jalan, kalau melindas boleh saja. Paling hanya supaya mengemudi lebih berhati-hati, karena lubang yang muncul di jalur cepat seperti tol lebih mengagetkan ketimbang yang di jalan perkotaan," katanya.
Menurut Bambang, ada perbedaan jelas antara menghantam lubang dengan melindas lubang. Menghantam lubang terjadi karena pengemudi dikejutkan oleh kemunculan lubang secara tiba-tiba pada kecepatan tinggi, sedangkan melindas adalah melintasi lubang secara perlahan-lahan.
"Jika pengemudi sudah mengetahui adanya jalanan rusak, maka secara otomatis dia akan menurunkan kecepatannya ketika melintasinya," katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan beberapa hari lalu ramai beredar video amatir di media sosial membahas soal banyaknya kendaraan pribadi maupun niaga yang mengalami pecah ban dan velg di jalan Tol Cipali.
Berbagai macam komentar dilontarkan oleh para netizen menimpali video tersebut, antara lain adalah tentang cara mengajukan ganti rugi terhadap pengelola tol.
"Perlu saya klarifikasi di sini, bahwa tidak ada satu pun produk ban yang sengaja di-design oleh pabriknya agar tahan terhadap benturan (impact resistance)," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa ada hanya ban yang tahan untuk pemakaian jangka panjang (wear resistance) dan ban yang tahan terhadap tusukan dan goresan. Itupun tidak seluruhnya berlaku, mengingat bahwa karet compound sebagai bahan baku ban secara dalil fisika pasti kalah kuat dibanding besi atau batu.
Jadi ban apapun yang menghantam bibir lubang dan benda padat lainnya di sepanjang jalan seperti batu, besi atau trotoar pasti akan mengalami kerusakan.
"Bahkan ban dengan tingkat kekerasan seperti ban untuk keperluan militer (militairy purpose) pun tidak di-design secara khusus untuk menghantam lubang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- AS Keluhkan Soal Layanan Payment System QRIS, Ini Tanggapan Bank Indonesia
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
Advertisement

Pemkot Jogja Anggarkan Rp700 Juta untuk Padat Karya Kebersihan, Sasar 14 Lokasi Berbeda
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BPS Merilis Data Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat, Terus Menanjak Sejak 2015
- Hari Ini Harga Cabai Rawit Lebih Mahal dari Daging Sapi
- BI: Neraca Perdagangan Maret 2024 Menunjukkan Tren Positif
- Gandeng OJK, Bank BPD DIY Tingkatkan Literasi Keuangan Mahasiswa
- Pengurus Koperasi Desa Merah Putih Diusulkan Diperiksa Riwayat Kredit lewat BI Checking
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 22 April 2025, Bawang Turun, Beras Naik Tipis
- Momentum Hari Kartini, Srikandi PLN Jawa Tengah dan DIY Teguhkan Komitmen untuk Perempuan dan Negeri
Advertisement