Advertisement
OJK Sebut Puluhan Perusahaan Pinjol Punya Risiko Kredit Macet di Atas Lima Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebanyak 20 perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) berisiko kredit macet secara agregat (TWP90) di atas 5 persen per Februari 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, jumlah tersebut menurun dibandingkan bulan Januari 2025 sebanyak 21 penyelenggara.
Advertisement
“Penurunan jumlah tersebut dikarenakan, antara lain peningkatan kemampuan penyelenggara dalam memfasilitasi penyaluran dana serta peningkatan kualitas proses collection pendanaan yang sedang berjalan,” kata Agusman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/5/2025).
Namun secara industri, TWP90 (tingkat wanprestasi 90) industri fintech lending per Februari 2025 tetap terjaga, yakni pada posisi 2,78 persen dengan nominal Rp2,22 triliun.
Pendanaan bermasalah tersebut, kata Agusman, didominasi oleh borrower dengan rentang usia 19-34 tahun.
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month), TWP90 secara industri tersebut meningkat dari posisi 2,52 persen pada Januari 2025.
BACA JUGA: Ratusan Tempat Pembuangan Sampah Terbuka di Indonesia Ditutup Paksa Pemerintah
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year), TWP90 Februari 2025 tercatat menurun dari 2,95 persen pada Februari 2024.
Dengan perkembangan tersebut, TWP90 secara industri masih dapat dikatakan sehat, sebab belum melampaui batas yang ditoleransi OJK sebesar maksimal 5 persen.
Per Februari 2025, industri fintech lending atau pindar secara agregat mencatatkan laba sebesar Rp233,71 miliar atau tumbuh, dari Januari 2025 yang sebesar Rp152,22 miliar.
Menurut Agusman, pertumbuhan kinerja pindar tersebut menunjukkan masih tingginya demand atau permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital.
Adapun outstanding pendanaan pindar per Februari 2025 tumbuh 31,06 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp80,07 triliun, didukung dengan adanya peningkatan outstanding pendanaan kepada sektor UMKM menjadi sebesar Rp1,27 triliun.
“Hal ini antara lain merupakan dampak dari penyesuaian manfaat ekonomi yang mulai berlaku pada awal tahun 2025 dalam rangka mendorong penyaluran pendanaan yang lebih optimal dari pindar, termasuk pada sektor UMKM,” kata Agusman.
Pada Februari 2025, outstanding pendanaan pindar pada sektor produktif dan atau UMKM mencapai Rp29,25 triliun atau sebesar 36,53 persen dari total outstanding pendanaan industri pindar (Januari 2025: 35,64 persen).
“Penyelenggara pindar terus didorong untuk meningkatkan pendanaan pada sektor produktif dan atau UMKM sebagaimana yang tertuang dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan LPBBTI/Pindar periode 2023-2028,” kata Agusman pula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
Advertisement

Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran SPBU Gedongtengen, Ada Alat yang Tak Berfungsi Maksimal
Advertisement

Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM: Wacana Rumah Subsidi 18 Meter Bisa Menimbulkan Kemiskinan Baru
- Gelar HMC 2025, AHM Gali Bakat Ribuan Modifikator Tanah Air
- Trump Ancam Tarif Tambahan 10 Persen Bagi Negara BRICS, Apindo DIY: Ekonomi Akan Melambat
- Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel
- Tingkatkan Kenyamanan dan Pengalaman Pelanggan Smartfren Luncurkan Sarah Asisten Virtual AI Siap Layani Pelanggan
- Warga Muslim Dunia Habiskan 2,43 Triliun Dolar AS untuk Belanja Produk Halal
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
Advertisement
Advertisement