Advertisement

Bank BPD DIY Syariah Berikan Literasi Keuangan Pengusaha Nahdliyin

Media Digital
Rabu, 23 April 2025 - 21:17 WIB
Maya Herawati
Bank BPD DIY Syariah Berikan Literasi Keuangan Pengusaha Nahdliyin Dialog Bisnis 1 ini terwujud berkat kolaborasi Bank' BPD DIY Syariah dan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kota Jogja di Aula Kantor Bank BPD DIY Syariah, Rabu (23/4 - 2025). / ist

Advertisement

SLEMAN—Bank BPD DIY Syariah sebagai lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah aktif memberikan literasi keuangan syariah kepada seluruh kalangan masyarakat. Kali ini, Bank BPD DIY Syariah memberikan literasi keuangan syariah bagi pengusaha Nahdliyin di DIY untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah dan menciptakan kemandirian ekonomi di kalangan Nahdliyin. Kegiatan literasi dikemas dalam Dialog Bisnis #1 ini terwujud berkat kolaborasi Bank' BPD DIY Syariah dan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kota Jogja di Aula Kantor Bank BPD DIY Syariah, Rabu (23/4/2025).

Dialog bisnis bertajuk Menguntungkan -kah Sistem Keuangan Syariah tersebut dibuka Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah Bank BPD DIY R. Agus Trimurjanto dan dihadiri Ketua HPN Kota Jogja Yana  Karyana beserta para anggotanya.

Advertisement

Bincang bisnis ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Pemimpin Unit Usaha Syariah (UUS)  Bank BPD DIY  Arif Wijayanto, Wakil Ketua HPN Kota Jogja Abdul Kholik dan akademisi Edo Segara Gustanto.

Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah Bank BPD DIY R. Agus Trimurjanto mengatakan Bank BPD DIY Syariah tengah berjuang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya masyarakat DIY. Secara umum, Bank BPD DIY tercatat memiliki aset Rp20,5 triliun dan syariah Rp2,1 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp13,6 triliun dan syariah Rp1,1 triliun, kredit atau pembiayaan Rp11,2 triliun, syariah Rp1,4 triliun dan keuntungan sebesar Rp421 miliar dimana Rp98 miliar disumbangkan syariah.

“Kami berbangga dari dari komposisinya DPK dan pembiayaan, Bank BPD DIY memiliki market share urutan kedua tertinggi di DIY saat ini. Kami tengah mencoba untuk menjadi nomor satu, salah satunya melalui kegiatan literasi seperti bincang bisnis ini. Bank BPD DIY juga terbukti sehat dan berpredikat sangat baik selama 25  tahun. Hal ini bisa sebagai tolok ukur kepercayaan masyarakat. Sehingga kami siap berkolaborasi dengan para pelaku usaha khususnya HPN Kota Jogja dalam mengembangkan bisnisnya ke depan," tutur Agus.

Gayung bersambut, Ketua HPN Kota Jogja Yana Karyana pun berharap bisa meningkatkan kolaborasi dengan Bank BPD DIY Syariah kedepannya. Kolaborasi tersebut difokuskan untuk sinergitas yang jangka panjang antara para pengusaha Nahdliyin dengan Bank BPD DIY Syariah. Meskipun kondisi ekonomi makro agak berat hingga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-mana  tetapi masih ada harapan munculnya pelaku usaha mikro khususnya korban PHK yang masih berusia produktif pasti akan bertahan.

"Seperti berkah terselubung para korban PHK yang berusia produktif ini masih bertahan dan terjun ke usaha mikro. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Bank BPD DIY Syariah untuk bersinergi. Intinya ini kesempatan yang luar biasa bagi Bank BPD DIY bisa lebih mendekat kepada para pelaku usaha termasuk anggota HPN. Kami berharap  kolaborasi yang dihasilkan dari sinergitas tersebut bisa saling menguntungkan bagi Bank BPD DIY Syariah dan HPN Kota Jogja," ungkapnya.

Wakil Ketua HPN Kota Jogja Abdul Kholik mengaku masih menggunakan layanan perbankan konvensional dibandingkan perbankan syariah, seperti Bank BPD DIY. Sebab, edukasi dan literasi perihal perbankan syariah masih minim dan tidak sejak dini sehingga hanya sekedar tahu tetapi tidak ada keinginan untuk menggunakan perbankan syariah. Apalagi yang disampaikan perihal perbankan syariah justru bukan hal yang positif. "

Nah, kami berharap Bank BPD Syariah biasa memberikan tawaran produk layanan syariah yang menarik dibandingkan konvensional," katanya.

Senada, Edo menyatakan banyak beredar fakta miring Bank Syariah seperti adanya praktik bunga terselubung, tidak ada pembagian keuntungan yang jelas, ketergantungan terhadap sistem konvensional dan keterbatasan dewan pengawas syariah.

Kemudian produk yang tidak sepenuhnya syariah, keterbatasan akses dan literasi, kurangnya produk dan inovasi serta biaya administrasi dan layanan yang tinggi.

BACA JUGA: Elpiji Tiga Kilogram Disuntikkan ke Tabung Non-Subsidi, Tiga Pelaku Ditangkap di Kulonprogo

"Banyak umat Islam yang belum teredukasi dengan baik terkait perbankan syariah sehingga marjin tinggi penempatan kecil. Untuk itulah, Bank BPD DIY perlu jemput bola melakukan edukasi literasi keuangan syariah dengan menggandeng kalangan akademisi, HPN maupun organisasi pengusaha lainnya supaya terjadi inklusi keuangan syariah," jelasnya.

Pemimpin UUS Bank BPD DIY  Arif Wijayanto menyampaikan Bank BPD DIY Syariah siap untuk terjun ke lapangan untuk mengenalkan produk+produknya sekaligus menjelaskan perihal perbankan syariah. Secara umum perbankan syariah itu mempunyai prinsip adil dengan adanya bagi hasil lalu prinsip beretika yaitu transparan denda tunggakan, bunga riil cost.

Selanjutnya prinsip menghindari tiba atau bunga yang tidak jelas, prinsip gharar atau ketidakpastian dan prinsip maysir atau larangan terhadap transaksi yang bersifat spekulatif dan berisiko tinggi, serta tidak adil.

"Dari masukan yang disampaikan dalam dialog bisnis ini dapat disimpulkan edukasi keuangan syariah khusus perbankan syariah harus lebih di tingkatkan. Karena potensinya sangat besar tetapi belum banyak digarap sehingga market share syariah masih berkisar di angka 7 persen. Bank BPD DIY Syariah siap memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan meningkatkan edukasi literasi keuangan syariah," kata Arif. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Tarif dan Rute DAMRI Bandara YIA ke Kebumen dan Purworejo

Jogja
| Kamis, 24 April 2025, 03:47 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement