Advertisement
Penurunan Daya Beli dan Investasi Emas Memicu Penjualan Properti Lesu
Perumahan/rumah - Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menyebut capaian penjualan properti di semester I 2025 hanya 50%-60% dari target. Kemudian di semester II 2025 penjualan semakin lesu.
Sekretaris DPD REI DIY, Ngatijan Suryo Sutiarso mengatakan lesunya penjualan properti disebabkan karena pelemahan daya beli. Selain itu, masyarakat juga tengah berbondong-bondong untuk investasi emas. Bahkan sampai menyebabkan terjadinya antrian.
Advertisement
Menurutnya promo yang dilakukan adalah dengan mengajak masyarakat menabung emas karena dalam 5 tahun harganya bisa naik hingga 5 kali lipat. Lebih baik daripada ambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 5 tahun atau 10 tahun.
Ia mengatakan faktor tarif Trump juga punya andil mempengaruhi penjualan properti, menyebabkan masyarakat wait and see. Anggota REI DIY menurutnya juga mencari cara agar penjualan properti tidak anjlok. Salah satunya dengan pemeran, meski kadang harus banting harga untuk menjualnya.
"Semester I kemarin pencapaiannya 50%-60%, menginjak semester II tambah ngedrop," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan program insentif dari pemerintah Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 11% untuk pembelian rumah sangat membantu. Akan tetapi program ini akan berakhir pada Desember 2025.
Dia berharap program seperti ini tidak hanya berlaku 1 tahun saja, namun bisa 2 tahun atau bahkan 3 tahun. Program ini sangat membantu karena konsumen langsung mendapatkan diskon 11%. Jika ditambah diskon dari developer 5% artinya konsumen sudah dapat diskon 16%.
"Misal Rp1 miliar kali 16% sudah Rp160 juta sendiri diskonnya. [kendalanya] perizinan cukup lama, ada PPN DTP mau ambil peluang susah kalau izinnya belum komplit," jelasnya.
Di 2025 ini program PPN DTP masih berlaku, tapi pembangunan harus rampung dalam jangka waktu tertentu dan harus dibayar. Artinya, kata Ngatijan, rumah 2 lantai sudah tidak bisa menikmati PPN DTP ini sebab pembangunanya lebih dari 6 bulan, yang masih bisa menikmati fasilitas ini adalah rumah 1 lantai karena pembangunan bisa 4-5 bulan.
Ia menargetkan penjualan properti di semester II kurang lebih bisa sama degan semester I. "Kalau perizinan sudah komplit, kawasan sudah oke, dia bisa ikut, bisa sangat bagus itu, kalau baru mulai gak bisa ikut," ujarnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
- Modus Penipuan Siber Berkembang, Ini Jenisnya Kata OJK
- Harga Emas Hari Ini Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Industri Buzzer Terorganisir Dinilai Ancam Etika Ruang Digital
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tips untuk Investor Pemula Bisa Investasi Perak secara Aman
- Bapanas Pastikan Stok Gula Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Penerimaan Pajak Minerba Baru Rp43,3 T per November 2025
- Harga Emas Antam Hari Ini 14 Desember 2025
- Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Ini Rinciannya
Advertisement
Advertisement





