Advertisement
Pelaku Wisata Hingga Properti Sambut Baik Rencana Kucuran Stimulus Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah berencana mengucurkan stimulus ekonomi di semester II 2025 untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika sosial dan politik yang memanas akibat aksi demonstrasi di sejumlah daerah.
BACA JUGA: Kebon Bunga Lor JEC Jadi Andalan
Advertisement
Stimulus ini menyasar berbagai sektor seperti pariwisata mulai dari penyediaan event nasional, bundling paket wisata, dan diskon tarif transportasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Lalu sektor properti penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 220.000 menjadi 350.000 rumah, program Kredit Program Perumahan (KUR), serta pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) 100 persen untuk pembelian rumah.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah mulai dari event hingga diskon tarif transportasi.
Menurutnya diskon tarif akan mendorong pertumbuhan yang lebih baik, karena dari sisi akses penerbangan cukup kompetitif. Sehingga bisa menggerakkan wisatawan baik domestik dan mancanegara. Diskon tarif pesawat yang sebelumnya juga pernah dikucurkan menurutnya dampaknya belum begitu terlihat.
Bobby menyebut jika jalur dengan traffic yang cukup tinggi diberikan insentif pergerakannya akan lebih leluasa. Lalu bisa dikoneksikan dengan beberapa paket yang terintegrasi dengan destinasi super prioritas. Selama ini destinasi super prioritas belum punya sistem yang mendukung.
"Kalau di jalur-jalur yang trafficnya tinggi harganya masih segitu saya pikir masih akan jadi permasalahan," tuturnya, Selasa (2/9/2025).
Bobby mengatakan selain Borobudur, destinasi super prioritas belum sesuai dengan harapan. Tiket ke destinasi super prioritas yang lain masih sangat tinggi. Diharapkan bisa didorong ke arah sana, sehingga wisata super prioritas bisa aksesibel, mendorong wisatawan sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.
Ia berpandangan dengan stimulus ini mestinya dampaknya akan cukup lumayan. Promosi dilakukan bersama-sama sehingga dampaknya bisa sampai 30-40 persen. Apabila dikerjakan bersama, kata Bobby, tidak hanya dari sisi akses pesawat saja tapi dari sisi industri akomodasi, industri transportasi darat, dan industri destinasi semua akan semangat memberikan dukungan.
"30-40 persen ini potensi lonjakan. Kami apresiasi karena akan mendorong pertumbuhan yang lebih baik," lanjutnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono juga menyambut baik rencana pemberian stimulus oleh pemerintah. Stimulus menurutnya akan mendongkrak sektor pariwisata khususnya hotel dan restoran jika diimplementasikan dengan baik, benar, dan tepat sasaran.
Stimulus yang sebelumnya diberikan pemerintah dia sebut sedikit berdampak, di tengah kondisi daya beli masyarakat yang sedang lesu. Diharapkan event internasional berkelas bisa digelar di DIY untuk mendongkrak wisatawan. Pada stimulus sebelumnya dia sebut dampaknya ke reservasi sekitar 5-10 persen.
"[kali ini] di 20 persen sudah baik. Kami sambut baik itu, implementasi di lapangan kita sangat menunggu terutama di DIY," tuturnya.
Senada, DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menyambut baik stimulus yang diberikan oleh pemerintah di tengah lesunya sektor riil. Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur menjelaskan pengusaha benar-benar merasakan penurunan ini akibat daya beli yang melambat.
Hingga Agustus 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu terjadi penurunan penjualan sekitar 20 persen. Penurunan ini dia sebut tidak merata, ada yang turun tajam, turun sedikit, dan ada yang tumbuh. Penurunan tajam terjadi di rumah-rumah dengan harga Rp500 juta ke bawah.
"[Rp500 juta kebawah] menyasar ke kelas menengah bagian bawah kan. Daya beli mereka juga mengalami goncangan," ucapnya.
Ilham mengatakan dengan berbagai stimulus ini diharapkan bisa menjaga pertumbuhan. Ia meyakini secara nasional stimulus FLPP dan PPN DTP akan memberikan dampak. Sementara untuk di DIY rumah FLPP supply nya tidak terlalu banyak. Sehingga tidak menggerakkan pertumbuhan.
Untuk PPN DTP tahun ini sebesar 100 persen, dia berharap bisa dilanjutkan di tahun depan. Seandainya tidak dilanjutkan dia berharap pemerintah bisa berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah. Membebaskan PPN rumah sederhana dengan harga di bawah Rp500 juta.
"Ini akan sangat membantu warga DIY, karena suplai rumah subsidi di Jogja kecil sekali, kalau gak salah 300 an unit." (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kompolnas Datangi RSUP Dr Sardjito, Jenguk Polisi Terluka
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Pertanian Tegaskan Tidak Ada Kelangkaan Beras
- Ini Target Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut BI
- Selama Agustus 2025, Jutaan Orang Gunakan Kereta Api
- Dana Koperasi Desa Merah Putih Rp16 Triliun, Ini Asal Anggarannya
- Kementerian ESDM Targetkan 5.758 Desa Tersambung Listrik 2029
- Pelaku Wisata Hingga Properti Sambut Baik Rencana Kucuran Stimulus Ekonomi
- DPD REI DIY Berharap BI Rate Bisa Diturunkan Lagi
Advertisement
Advertisement