Advertisement
Harga Emas, Logam Mulia Diprediksi Menguat Pekan Depan, Ini Alasannya
Foto ilustrasi emas. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Harga emas dunia diprediksi menguat pada pekan depan. Harga logam mulia ini menurut Analis, pada perdagangan pekan depan memiliki potensi menguji level US$4.059, sejalan dengan sejumlah katalis yang mendorong penguatan harga emas belakangan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup menguat 1,03% ke level US$4.017,79 per troy ounce pada perdagangan Jumat (10/10/2025). Dengan kata lain, harga emas telah menguat 53,08% sepanjang tahun berjalan 2025.
Advertisement
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, menerangkan bahwa pada perdagangan pekan depan, penguatan terhadap harga emas bukan suatu hal yang mustahil terjadi.
Bahkan, dia memprediksi pada perdagangan Senin (13/10/2025), harga emas dunia bakal menguji level resistance di US$4.059 per troy ounce.
BACA JUGA
Sementara itu, selama sepekan, harga emas dunia diprediksi bakal menguji level resistance di US$4.100 dan support di level US$3.936 per troy ounce.
Salah satu sentimen penguat harga emas dunia dinilai datang dari aksi shutdown pemerintahan AS.
Menurut Ibrahim, aksi tersebut berpotensi menimbulkan gejolak di pasar kerja AS, yang nantinya diprediksi bakal meningkatkan pengangguran di negeri Paman Sam itu.
Alhasil, keputusan The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan di AS dinilai tidak terelakkan. “Penurunan suku bunga ini disebabkan oleh mandeknya pemerintahan The Fed, yang membuat tenaga kerja terus menurun dan pengangguran terus mengalami peningkatan,” katanya, Sabtu (11/10/2025).
Selain itu, aksi Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan tarif impor 100% terhadap China juga dinilai bakal meningkatkan harga barang China di AS.
Hal itu mengindikasikan tensi perang dagang dunia masih akan berlanjut ke depannya. Hal lain yang disoroti oleh pasar adalah ihwal independensi The Fed di bawah pemerintahan Trump.
Terlebih, pada Agustus lalu, Trump melakukan pemecatan terhadap Gubernur The Fed Lisa Cook buntut dugaan manipulasi pinjaman kredit kepemilikan rumah (KPR).
“Sehingga perpolitikan di Amerika, independensi The Fed masih akan terus memanas,” katanya.
Terlebih, Trump masih akan menjabat sebagai Presiden AS hingga 2028. Ibrahim memprediksi, harga emas masih akan mengalami penguatan karena demand yang tinggi dari bank sentral global terhadap produk ini.
“Sedangkan barangnya terus mengalami penurunan. Nah ini yang membuat harga emas dunia terus mengalami kenaikan,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
PDIP DIY Gelar Konferda-Konfercab Serentak, Nuryadi Kembali Pimpin DPD
Advertisement
Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana
Advertisement
Berita Populer
- Regulasi Baru, Kenaikan UMP 2026 Berpotensi Berbeda di Tiap Daerah
- Kinerja Belanja APBN DIY Capai Rp16,66 Triliun hingga Oktober 2025
- Persaingan Chatbot AI Memanas, Pertumbuhan ChatGPT Mulai Melambat
- Indonesia Tak Lagi Impor Beras Medium pada 2025
- Harga Emas UBS dan Galeri24 Kompak Turun per 7 Desember
- Cabai Rawit Naik, Mayoritas Harga Pangan Lain Turun
- Harga Pangan Meroket Jelang Nataru, Minyakita Masih di Atas HET
Advertisement
Advertisement



