Advertisement

Target 8 Persen, Airlangga Minta Pariwisata Jadi Pengungkit

Catur Dwi Janati
Minggu, 23 November 2025 - 07:17 WIB
Sunartono
Target 8 Persen, Airlangga Minta Pariwisata Jadi Pengungkit Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dalam Grafika Talkshow Fakultas Teknik UGM pada Rabu (19/11/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan dibutuhkan terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%.

Salah satu upayanya mendorong industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang disebut Airlangga masuk dalam kategori low hanging fruit. Istilah itu merupakan metafora yang merujuk pada peluang atau tujuan yang paling mudah digapai dan memberikan hasil cepat dengan sedikit usaha atau investasi minimal.

Advertisement

"Presiden ke depan minta pertumbuhan ekonomi 8 persen. Untuk tumbuh 8 persen itu tidak bisa dengan business as usual. Jadi harus ada terobosan-terobosan," kata Airlangga dalam Grafika Talkshow Fakultas Teknik UGM pada Rabu (19/11/2025).

Di sektor pariwisata di Jogja misalnya, Airlangga menilai sebelum pandemi Covid-19 merebak, jumlah turis yang masuk melalui Bandara Adisutjipto bisa mencapai 7 juta orang. Sementara saat ini angka tersebut baru menyentuh angka 4 juta orang melalui Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo. Padahal kapasitas YIA kata Airlangga bisa menampung 20 juta orang. 

Capaian di atas yang menurut Airlangga menjadi persoalan mengapa hasil pembangunan Indonesia nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 6. Sementara ICOR merupakan rasio yang mengukur efisiensi investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. 

"ICOR-nya itu masih 6. Ini salah satunya Bandara Jogja yang kapasitas 20 [juta] baru 4 [juta]," ujarnya. 

Untuk mengatasinya, Airlangga menyebut perlu adanya dorongan untuk meningkatkan capaian kapasitas fasilitas yang ada. Dalam konteks YIA dan industri pariwisata, DIY kata dia ditopang destinasi unggulan di sekitar wilayah Jogja seperti Candi Borobudur di Magelang. Karenanya, Airlangga beranggapan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dihelat agar fasilitas yang ada tidak di bawah kapasitas optimal. 

"Mungkin ada beberapa kegiatan yang bisa didorong agar fasilitas yang sudah dibangun ini tidak under capacity. Itu juga salah satu karena pariwisata ini adalah quick win," kata Airlangga. 

Airlangga menjabarkan proporsi jumlah turis Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Di Thailand, jumlah turis yang masuk kata Airlangga bisa menyentuh angka 40 juta. Sementara itu Vietnam dikunjungi 24 juta dan Malaysia didatangi 17 jutaan turis. 

"Tinggal yang ke Indonesia ini masih sekitar, sekarang 12 jutaan. Jadi ini masih agak tertinggal di sana," ucapnya. 

Padahal kedatangan turis ditegaskan Airlangga akan membuat angka devisa meningkat. Dia mencontohkan bagaimana rata-rata orang Australia yang berkunjung ke Bali mencapai 1,5 juta orang. Dari jumlah itu, para turis rata-rata busa menghasilkan 4.000 dolar.

Dari angka di atas saja, ada sekitar enam juta dolar yang bisa masuk dari sektor pariwisata. "Australia datang ke Bali 1,5 juta orang dan dia spending sekitar 4.000 dolar. Jadi, dari situ saja bisa mendapatkan sekitar 6-8 juta [dolar] dari turisme," katanya. 

Oleh karena itu dari pandangan Airlangga perlu adanya dorongan agar devisa Indonesia bisa meningkat. Di sektor wisata, upaya untuk meningkatkan kunjungan turis bisa digelar dengan memperbanyak event. "Event-nya harus dibuat lebih banyak," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

17 Bank Sampah Keparakan Dukung Gerakan Mas Jos

17 Bank Sampah Keparakan Dukung Gerakan Mas Jos

Jogja
| Minggu, 23 November 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement