Advertisement
Berapa Defisit APBN Tahun Ini?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah mengklaim realisasi APBN pada 2018 makin baik, sehingga berdampak pada besaran defisit keuangan negara.
Kementerian Keuangan memperkirakan defisit APBN 2018 bisa terjaga di kisaran 2% atau bahkan lebih rendah lagi, didukung oleh realisasi APBN yang diklaim makin baik.
Advertisement
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ada perbaikan dari sisi penerimaan pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) disebut lebih baik dan transfer ke daerah telah diperkuat tata kelolanya.
"Berdasarkan exercise yang kami lakukan, kami yakin defisit bisa terjadi di kisaran 2%. Di UU APBN adalah 2,19%. Kami sekarang bicara di kisaran 2% atau bahkan mungkin bisa lebih rendah, kami harapkan," papar Sri Mulyani dalam konferensi pers update APBN 2018 di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang juga disiarkan secara langsung melalui akun Facebook resmi Kemenkeu, Kamis (17/5/2018).
Per April 2018, defisit anggaran tercatat sebesar Rp55,1 trilun atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp72,2 triliun. Sementara itu, defisit keseimbangan primer sekitar Rp24,2 triliun atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, penyerapan anggaran belanja negara sudah mencapai Rp582,9 triliun atau 26,3% dari total anggaran belanja sebesar Rp2.220 triliun.
Dia melanjutkan pembiayaan juga menunjukkan indikasi penyusutan defisit. Perencanaan pembiayaan diharapkan tetap terjaga meskipun kondisi ekonomi global sedang menunjukkan volatilitas tinggi.
Realisasi pembiayaan anggaran menyentuh 57,9% atau Rp188,7 triliun dari target. Angka ini mencakup pembiayaan utang senilai Rp187,2 triliun atau 46,9% terhadap APBN.
Realisasi tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp193,6 triliun atau tumbuh negatif 3,3%.
Di sisi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan dibandingkan Januari-April 2017. Per April 2018, sudah diterbitkan SBN senilai Rp189,7 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp202,8 triliun.
Sri Mulyani menegaskan pihaknya terus memonitor perkembangan ekonomi, termasuk nilai tukar, suku bunga, serta harga komoditas termasuk migas dan komoditas penting lainnya.
"Fokus pemerintah sekarang dengan APBN makin sehat adalah bagaimana menopang investasi dan ekspor agar ekonomi kita bisa tumbuh lebih tinggi, tapi keseimbangan terjadi. Oleh karena itu, kami telah dan sedang menyelesaikan insentif fiskal untuk mendorong investasi serta ekspor sambil mendorong daya beli masyarakat agar konsumsi terjaga," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menteri Perindustrian Beberkan Rencana Lanjutannya
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- LEKA Rayakan 4 Tahun Inovasi dan Pemberdayaan Perempuan
- Begini Respons ASITA Terkait 17 Bandara Internasional yang 'Turun Kasta'
- Gojek Plus Diluncurkan untuk Perluas Daya Tarik Segmen dengan Jaminan Diskon
- Nana Sudjana Dorong Bank Jateng Genjot Penyaluran Kredit Perumahan Subsidi
- Kenaikan HET Minyakita Bisa Bedampak pada Penurunan Daya Beli Masyarakat
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Izin Eksport Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang
Advertisement
Advertisement