Advertisement

Pendekatan Ala Wong Jogja Selalu Jadi Pedoman

Holy Kartika Nurwigati
Selasa, 22 Mei 2018 - 14:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pendekatan Ala Wong Jogja Selalu Jadi Pedoman General Manager The Atrium Hotel and Resort Adin Jumiadi. - Harian Jogja/Holy Kartika N.S.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJASelama 12 tahun merantau dari kota kelahiran, Adin Jumiadi tak melupakan asal usulnya sebagai orang Jawa. Budaya tanah kelahirannya ini bahkan menjadi pedoman bagi General Manager The Atrium Hotel and Resort itu sebagai alat untuk mendekatkan diri dengan masyarakat di daerah tempatnya bekerja. 

Mengawali karier pertama di bidang perhotelan, Adin sempat merintis di beberapa hotel bintang di Jogja. Namun, tawaran untuk berkarier di luar Jawa, memberinya beragam pengalaman unik dan tak terlupakan. 

Advertisement

Salah satunya, saat memperkenalkan hotel baru di sebuah daerah di Ambon. Adin mengaku kala itu masyarakat di daerah tersebut masih belum dan sulit menerima sesuatu yang baru, apalagi hotel. 

"Banyak penolakan yang harus saya hadapi waktu itu. Warga sulit menerima kedatangan kami yang mau membangun hotel," ujar Adin sat berkunjung ke Griya Harian Jogja, Senin (21/5). 

Berbagai cara pendekatan mencoba dilakukan Adin, yakni dengan cara pendekatan ala orang Jawa. Orang Jawa suka sekali bergaul atau srawung. Kebiasaan ini mencoba diterapkan Adin dengan masyarakat di daerah itu. 

Antara lain turut serta dalam berbagai kegiatan di masyarakat, seperti acara kerja bakti, kegiatan adat hingga kedukaan. Pun demikian saat hotel yang dipimpinnya menggelar kegiatan, warga sekitar juga turut diundang sebagai upaya untuk membina hubungan baik. Pendekatan juga dilakukan dengan menjalin hubungan dengan tokoh masyarakat, pemuka agama, kepala suku hingga TNI dan Polri. 

"Waktu itu, saya juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjadi bagian dari hotel. Kami mengedukasi dan mengajari mereka untuk mengenal pekerjaan ini," ungkap Adin. 

Melalui pendekatan ala wong Jogja, Adin akhirnya bisa mengambil hati para masyarakat. Bahkan, sesekali ketika pulang kampung ke Jogja, beragam pernak-pernik turut dibawanya untuk dibagi sebagai oleh-oleh untuk warga di sekitar hotel. 

Selama 12 tahun melalang buana ke berbagai kota di Sumatra hingga Sulawesi, ciri sebagai wong Jogja tak ditinggalkannya. Hingga akhirnya, rasa rindu untuk kembali ke kampung halaman membawanya pulang melalui sebuah penawaran untuk memimpin sebuah hotel di Jogja. 

"Kebetulan sekali, karena setahun lalu saya sempat kepikiran untuk bisa pulang dan bekerja di Jogja. Lalu tawaran untuk jadi GM datang dari owner The Atrium Hotel and Resort," ungkap bapak dua anak ini. 

Pesatnya pertumbuhan properti, terutama perhotelan di Jogja sempat membuat Adin merasa kagum. Sadar dengan ketatnya persaingan bisnis ini di Jogja, Adin mencoba berbagai strategi untuk bisa membawa hotel yang kini dinahkodainya. 

"Pertama-tama saya coba lihat dulu kualitas sumber daya manusianya. Benahi dulu SDM di dalam hotel, baru kemudian layanan," papar Adin. 

Jogja tak hanya dikenal sebagai kota wisata. Kota ini juga banyak menjadi rujukan sebagai penyelenggaraan meeting, incentives, conference and exhibition (MICE). The Atrium Hotel and Resort dalam perjalanannya juga banyak diminati untuk penyelenggaraan rapat. 

"Untuk itu, ke depan kami ingin bisa menambah lagi ruang meeting untuk bisa mengakomodasi permintaan MICE yang cukup banyak ini," imbuh Adin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement