Advertisement

Menkeu Berbagi Soal Instrumen Keuangan Syariah di Pertemuan Tahunan IMF-WBG, Berikut Detailnya

Rinaldi Mohammad Azka
Minggu, 14 Oktober 2018 - 18:32 WIB
Mediani Dyah Natalia
Menkeu Berbagi Soal Instrumen Keuangan Syariah di Pertemuan Tahunan IMF-WBG, Berikut Detailnya Menteri Kuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan kepada wartawan terkait realisasi APBN triwulan pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018). - Antara/Sigid Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, NUSA DUA—Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan pengalaman Indonesia dalam mengoptimalkan peran instrumen keuangan Islam saat menjadi pembicara kunci pada seminar Mainstreaming Islamic Finance into Global Initiatives pada Annual Meetings IMF-World Bank Group (WBG) 2018 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10/2018).

Menurutnya, instrumen keuangan Islam telah menjadi bagian penting dari pembangunan nasional di Indonesia. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel atau sukuk misalnya, sudah menjadi instrumen terpenting pemerintah.

Advertisement

“Untuk menjawab tantangan global, industri keuangan Islam menawarkan peluang besar dalam mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan. Hal ini tentu relevan dengan program yang tiga tahun lalu dicanangkan Bank Dunia, yakni Sustainable Development Goals atau SDGs” jelasnya.

Menkeu melanjutkan Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan industri keuangan Islam yang bersifat komersial, tapi juga pada keuangan Islam yang bersifat sosial. “Ini adalah instrumen efektif untuk mengurangi kemiskian dan mengatasi ketidaksetaraan, dengan cara memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah, dan tentu membuka akses pada dunia bisnis," tuturnya.

Oleh karena itu, Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IDB) untuk mengembangkan Zakat Core Principles dan Waqf Core Principles. “Integrasi antara sukuk dan wakaf adalah inovasi yang menarik dalam keuangan Islam,” ujar Menkeu.

Sukuk berpotensi menjadi instrumen untuk memobilisasi dana, sedangkan wakaf memiliki kapasitas untuk mendapatkan income dan aktivitas keuangan yang produktif. Kolaborasi antara sukuk dan wakaf dinilai dapat menjadi inovasi dalam pembiayaan berbiaya rendah untuk menjalankan keberlanjutan ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan perlunya upaya mengoptimalkan keuangan sosial syariah untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif. Prinsip keuangan Islam dipandang cocok dalam aktivitas SDGs dan inklusi keuangan, serta pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).

“Kami di BI bersama IDB, Baznas, telah membuat Zakat Core Initiative pada Mei 2016. Ini perlu regulasi yang terintegrasi. Inisiatifnya dikenalkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia," ungkapnya.

Dalam seminar tingkat tinggi ini, tampil pula Wakil Presiden IDB Mohammed Nouri Jouini yang menekankan pentingnya upaya pengembangan keuangan Islam secara global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement