Advertisement
PERTUMBUHAN EKONOMI : April, Harga Bensin & Bawang Merah Dongkrak Inflasi

Advertisement
Pertumbuhan ekonomi di Jogja pada bulan lalu dipengaruhi kenaikan harga bensin dan bawang merah.
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY merilis pada April 2015 Jogja mengalami inflasi sebesar 0,38%.
Advertisement
Kepala BPS DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, inflasi tersebut dipicu kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Dari pantauan BPS DIY, di Jogja terjadi kenaikan IHK dari 116,69 pada Maret 2015 menjadi 117,13 pada April 2015.
Menurutnya, pada April 2105 ada enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan angka indeks. Ada pun keenam kelompok tersebut yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 1,09%; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,70%; kelompok sandang naik 0,28%, kelompok kesehatan naik 1,23%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,12%; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 1,47%.
“Sebaliknya, kelompok bahan makanan turun 1,88 persen,” ujar dia di Gedung BPS DIY, Bantul, Senin (4/5/2015).
Ia mengungkapkan, komoditas yang paling memengaruhi terjadinya inflasi di antaranya bensin, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, tarif kereta api dan gula. Bensin naik 5,38% dengan memberikan andil 0,20%, bawang merah naik 13,14% dengan memberikan andil sebesar 0,05%. Bahan bakar rumah tangga dan tarif kereta api naik masing-masing 1,28% dan 16,67% dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,04%.
Sementara, komoditas yang menghambat inflasi adalah beras, jeruk, cabai merah, pisang, dan daging ayam ras. Beras turun 10,03% dengan memberikan andil sebesar -0,40%, jeruk turun 7,35% dengan memberikan andil sebesar -0,04%, cabai merah, pisang, dan daging ayam ras masing-masing turun 9,57%, 2,86%, dan 1,29% dengan masing-masing memberikan andil -0,01%.
“Laju inflasi tahun kalender 2015 [April 2015 terhadap Desember 2014] sebesar 0,25 persen, sedangkan laju inflasi year on year [April 2015 terhadap April 2014] sebesar 5,45 persen,” imbuh dia.
Jika dibandingkan kota lain, dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 72 kota mengalami inflasi dan sepuluh kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31% diikuti Kota Bima sebesar 1,09%, Kota Lubuk Linggau dam Medan masing-masing 0,99% dan 0,96%. Inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap, sebesar 0,02% diikuti Kota Sumenep sebesar 0,05%.
Sebaliknya, deflasi terbesar terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,69% diikuti Kota Watampone sebesar 0,39%. Deflasi terkecil terjadi di Kota Sukabumi dan Kota Kendari masing-masing sebesar 0,03% diikuti Kota Bulukumba sebesar 0,06%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Tol Jogja-Kulonprogo, 1.187 Bidang Tanah Dibebaskan, Uang Ganti Kerugian Tembus Rp1,3 Triliun
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
- Puluhan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Rangkap Jabatan Jadi Komisaris BUMN, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement