Advertisement

Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun

Anisatul Umah
Kamis, 10 Juli 2025 - 12:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun Ilustrasi kamar hotel Greenhost. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja berencana membatasi akses bus besar untuk masuk ke kawasan Malioboro. Titik pemberhentian bus akan dipindahkan ke Terminal Giwangan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan shuttle.

Menanggapi hal ini General Manager The 1O1 Yogyakarta Tugu, Wahyu Wikan Trispratiwi mengatakan jika kebijakan ini diberlakukan jelas akan berdampak terhadap kunjungan hotel, khususnya area Malioboro. Sebab bus tidak bisa masuk ke lokasi hotel hanya untuk menurunkan wisatawan.

BACA JUGA: Rencana Terminal Giwangan Jogja jadi Parkir Bus Wisata, Begini Tanggapan dari UPT

Menurutnya ini akan menimbulkan multiplier effect, tingkat hunian kamar akan turun sehingga pendapatan hotel menjadi turun. Akibat penurunan ini berdampak bagi pemilik hotel, aset sumber daya manusia, para pemasok dan mitra hotel.

"Dan jelas terjadi penurunan pendapatan pemerintah kota," ucapnya, Kamis (10/7/2025).

Dia menyampaikan setuju dengan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Malioboro. Namun ia memberikan beberapa saran di antaranya perlu diperjelas dulu alur atau rute lalu lintas kendaraan mulai dari mana tidak boleh masuk.

Lalu diperlukan area untuk menurunkan para wisatawan yang jaraknya dengan Malioboro bisa ditempuh dengan jalan kaki atau kendaraan tradisional seperti andong atau becak. Bus tetap bisa masuk ke area Malioboro hanya untuk menurunkan wisatawan yang akan tinggal di hotel di area Malioboro dengan menunjukan bukti pemesanan kamar di hotel tersebut.

Advertisement

BACA JUGA: Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel

Kemudian bekerjasama dengan pihak lain untuk menyediakan kantong-kantong parkir kendaraan non bus lebih banyak, misal area Utara, Timur, Barat dan Selatan Malioboro. "Dan terakhir membuat event bukan di kawasan Malioboro," tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan tujuan dari kebijakan ini cukup bagus, yakni dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas area Malioboro yang saat ini masih menjadi destinasi favorit wisatawan khususnya domestik. Akan tetapi menurutnya kenyamanan wisatawan juga perlu dipikirkan. Jika wisatawan harus menggunakan kendaraan shuttle yang rencananya dari Giwangan menuju Malioboro akan memerlukan waktu tempuh lebih lama.

Ia mempertanyakan berapa kendaraan yang dibutuhkan untuk menampung wisatawan dari satu bus pariwisata, dimana rombongan minimal biasanya lebih dari dua bus. Menurutnya bukannya mengurangi kepadatan lalu lintas, tapi malah sebaliknya, karena banyaknya kendaraan shuttle yang wira wiri.

"Saat liburan sekolah ini saja, dimana parkir Abubakar Ali sudah tidak difungsikan, kepadatan lalu lintas tetap terjadi dari kendaraan non bus para wisatawan," jelasnya.

Sebelumnya, General Manager Royal Darmo Malioboro, Joko Paromo juga menyampaikan hal yang senada. Ia mengatakan jika ini diberlakukan akan berdampak signifikan pada tingkat hunian hotel khususnya di area Malioboro. Ia berpandangan bus-bus ini hanya melintas dan tidak parkir lama sehingga tidak mengganggu pariwisata dan lalu lintas.

Menurutnya jangan sampai pariwisata yang baru mulai bergerak sedikit, lalu tiba-tiba ada regulasi yang menghambat wisatawan berkunjung ke Jogja. Ia berharap agar kebijakan ini dievaluasi kembali karena industri pariwisata baru saja terpuruk akibat efisiensi.

"Efisiensi kemarin ini kan juga dampaknya signifikan jangan sampai ini juga berdampak ke pariwisata khususnya ini bicara mengenai Yogyakarta," ucapnya.

Joko mengatakan jika kantong parkir yang disediakan cukup jauh wisatawan baik domestik dan mancanegara akan kesulitan. Dia juga menanyakan apakah nanti bisa diakomodir. Menurutnya biasanya sekali datang rombongan anak sekolah bisa 8-10 bus berisi 400 an orang, belum grup-grup yang lain.

Jika kebijakan ini berdampak pada penurunan hunian hotel tentu akan berdampak juga ke pendapatan daerah. Sehingga pembangunan di daerah juga akan terdampak.

"Jadi ya dievaluasi ulang kalau menurut saya, tapi ya berpendapat monggo boleh-boleh saja," tuturnya. (**) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Pria di Bantul Curi Rambu Lalu Lintas dan Kerangka Baliho, Pakai Mobil Plat Merah saat Beraksi

Bantul
| Kamis, 10 Juli 2025, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement