Advertisement
Pemerintah Diusulkan Tetapkan Darurat Peternakan Sapi Perah, Gara-Gara Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Dewan Persusuan Nasional (DPN) merekomendasikan kepada pemerinta beberapa hal untuk meningkatkan produksi susu sapi perah. Sebab lebih dari dua dekade produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi kurang dari 20% kebutuhan susu nasional.
Ketua Umum DPN Teguh Boediyana mengatakan pemerintah perlu mengamati kondisi produksi susu segar dan peternakan sapi perah saat ini, khususnya sapi perah rakyat. Kebijakan ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan konsumsi susu segar dan juga mengembangkan usaha peternakan sapi perah di Tanah Air.
Advertisement
Dia merekomendasikan agar Presiden menetapkan keadaan darurat bagi usaha peternakan sapi perah rakyat. Hal ini mengingat lebih dari dua dekade terjadi kondisi yang memprihatinkan dan berdampak pada produksi susu segar dalam negeri yang stagnan dan hanya mampu memenuhi kurang dari 20% kebutuhan susu nasional.
"Diyakini akan semakin menurun selaras dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan daya beli masyarakat. Sebagai perbandingan di tahun 1995 produksi susu segar mampu memasok 50 persen kebutuhan nasional," katanya pada Rabu (30/5).
BACA JUGA
Selain itu, dia juga berharap agar Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden untuk pengembangan dan pembinaan usaha peternakan sapi perah atau persusuan sebagai pengganti Inpres No.2/1985 yang dicabut di awal tahun 1998.
Menurutnya, Perpres sangat dibutuhkan karena pengembangan persusuan dan sapi perah terkait dengan peran dan fungsi beberapa Kementerian atau Lembaga. Selain itu Perpres dimaksudkan untuk menghilangkan sekat sekat egosime sektoral dari berbagai kementerian atau lembaga terkait.
Terakhir, Presiden dapat menugaskan Menteri Perekonomian agar segera menyusun perencanaan pengembangan peternakan sapi perah secara terpadu dengan menggunakan data dan angka yang akurat, valid dan dapat dipertanggung jawabkan demi masa depan persusuan di tanah air terutama mengurangi ketergantungan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement

Bayi Perempuan Hidup Dibuang di Jalan Rongkop Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Banyak yang Turun
- Kanwil DJP DIY Ajak Wajib Pajak Segera Aktivasi Akun Coretax Sebelum 2026
- Bappenas Pastikan Harga Gabah Rp6.500 Angkat Pendapatan Petani
- Temu Kamu Yogyakarta Rayakan 2 Tahun dengan Musik Spesial
- Lengkap, Harga Emas Minggu 5 Oktober 2025
- Kinerja Sektor Farmasi dan Tekstil Melonjak di Pertengahan 2025
- Bank BPD DIY Malioboro Run 2025, Ajang Lari Berstandar Internasional Sukses Digelar
Advertisement
Advertisement