Advertisement
Bank Diimbau Siap Hadapi Tren Kenaikan Suku Bunga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mata uang rupiah yang terus tertekan, membuat Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk kembali menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga bank untuk kali ketiganya ini, Bank Indonesia mengimbau agar perbankan dapat lebih siap untuk menghadapi kenaikan suku bunga tersebut.
Kepala KPw BI DIY Budi Hanoto mengungkapkan kenaikan suku bunga dilakukan agar iklim investasi tetap kondusif. Investor yang menanamkan investasi dengan rupiah akan tetap menarik dan investor bisa melepas dolarnya.
Advertisement
"Namun demikian, dalam menaikkan suku bunga, bank tidak akan serta-merta menaikkan suku bunga depositonya setara dengan policy rate BI," ujar Budi, Sabtu (25/8).
Budi memaparkan perbankan akan secara bertahap menaikkan suku bunga. Biasanya, kebijakan menaikkan suku bunga akan direspons perbankan sekitar satu semester atau tiga triwulan sejak RDG mengambil keputusan menaikkan suku bunga.
BACA JUGA
"Bank akan menaikkan secara bertahap, tetapi itu tergantung juga kondisi finansial bank," jelas Budi.
Keputusan RDG BI dalam menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate 25 bps menjadi level 5,50% tentunya akan membuat suku bunga semakin tinggi. Budi menjelaskan perbankan harus melakukan konsolidasi dan rekalkulasi agar tetap menjaga perannya dalam intermediasi penyaluran kredit perbankan.
"Setiap bank memiliki sensitivitas yang berbeda dalam menghadapi kenaikan suku bunga bank ini. Namun, yang perlu diantisipasi oleh bank jangan sampai tidak siap dengan tren kenaikan suku bunga ini," kata Budi.
LTV Jadi Solusi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menyebut dengan pelonggaran kebijakan relaksasi aturan loan to value (LTV) atau financing to value (FTV) dapat mendorong pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) di tengah kenaikan suku bunga.
"Di tengah ancaman kredit macet akibat kebijakan kenaikan suku bunga acuan BI. Cara BI tersebut dapat mendorong daya beli konsumen sehingga tidak takut untuk mengambil KPR," katanya akhir pekan lalu.
Rosan mengungkapkan cara pemerintah ini, dengan perbaikan LTV ini sudah tepat. Kadin sebutnya juga terlibat langsung diskusi dengan BI dan menyadari kendala utama dalan membeli rumah saat ini adalah uang muka atau DP. Selain itu, dia juga akan membantu pengembang atau asosiasi penyediaan perumahan dan permukiman supaya lebih ekspansif mencari debitur.
Rosan menambahkan pengembang rumah bersubsidi juga seharusnya mendapatkan subsidi dan suku bunga murah dan bukan sebaliknya sehingga Kadin juga mengharapkan perbankan nasional bisa berikan suku bunga yang menarik dan insentif perpajakan untuk pengembang sebab kebutuhan perumahan juga masihlah besar.
Adapun terkait asosiasi bentukan baru seperti Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Rosan berharap komitmen asosiasi dalam mendukung program pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak dan berkualitas. Bersama asosiasi lainnya, dia berharap agar Himperra dapat menjadi motor bagi tercapainya program sejuta rumah.
"Target pemerintah untuk bangun satu juta rumah memang dibutuhkan kerja sama dan konsolidasi semua pihak. Kami harapkan asosiasi pengembang bisa menjadi advokasi, komunikasi dan tukar pikiran agar bagaimana kita ciptakan pengadaan pemukiman yang sangat dibutuhkan masyarakat kita," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Bappenas Pastikan Harga Gabah Rp6.500 Angkat Pendapatan Petani
- Temu Kamu Yogyakarta Rayakan 2 Tahun dengan Musik Spesial
- Lengkap, Harga Emas Minggu 5 Oktober 2025
- Kinerja Sektor Farmasi dan Tekstil Melonjak di Pertengahan 2025
- Bank BPD DIY Malioboro Run 2025, Ajang Lari Berstandar Internasional Sukses Digelar
- AirAsia Buka Rute Internasional Surabaya-Bangkok
- Pemerintah Beli Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram
Advertisement
Advertisement