Advertisement
Duta Besar Seharusnya Bisa Buka Pasar Ekspor Baru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Salah satu upaya mengatasi defisit transaksi berjalan, ekspor harus semakin ditingkatkan. Salah satunya dengan upaya membuka pasar baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar tradisional, terutama ke Amerika Serikat.
"Amerika Serikat adalah satu satu dari 10 besar pasar utama bagi Indonesia. Untuk itu, akibat kebijakan ketat perdagangan di negara tersebut, mulai sedikit banyak memengaruhi ekspor nasional," ujar Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya (UAJ) Yogyakarta Sri Susilo, Rabu (29/8).
Advertisement
Susilo mengatakan rencana untuk membuka pasar baru sudah sejak lama digaungkan pemerintah. Hanya realisasinya masih terganjal oleh berbagai persoalan.
Selama ini, ketergantungan ekspor nasional masih sangat besar terhadap pasar-pasar tradisional. Antara lain seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur. Padahal banyak potensi pasar baru yang bisa dibidik para pelaku ekspor untuk memasarkan produknya.
BACA JUGA
"Pasar baru yang potensial antara lain Afrika Utara, Amerika Selatah, Maroko, maupun Timur Tengah. Namun, dalam membuka pasar ini perlu dukungan pemerintah, terutama peran dari para duta besar Indonesia di negara tujuan pasar baru ini," ungkap Susilo.
Hal senada juga disampaikan salah satu pengusaha yang juga pelaku ekspor, Nur Akhmad Affandi. Peran duta besar sangat penting dalam hal ini, terutama sebagai mediator atau penghubung pelaku ekspor nasional dengan pembeli di negara bersangkutan.
"Pemerintah selalu menekankan agar ekspor ditingkatkan, akan tetapi hal itu tidak dibarengi dengan kemudahan bagi para pelaku ekspor," ungkap Nur.
Nur menambahkan produk ekspor potensial, terutama asal DIY, yang cukup diminati pasar luar negeri adalah produk kerajinan. Kendati pasar baru banyak yang cukup strategis untuk dibidik, upaya untuk mendekat pada pasar tersebut terkendala oleh sejumlah persoalan.
Peran perwakilan negara atau duta besar Indonesia di negara tujuan sangat besar untuk membuka pasar baru. Nur mengungkapkan duta besar sejumlah negara punya peranan aktif mempromosikan potensi produk ekspor dari negara mereka.
"Hanya, perwakilan Indonesia di negara-negara lain belum mempromosikan produk nasional. Padahal itu merupakan potensi pasar ekspor yang bisa digarap," imbuh Nur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement

Pemerintah Akan Hidupkan Lagi 13 Jalur Kereta Mati di Jawa
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Stabil, UBS dan Galeri24 Turun
- Harga Pangan Hari Ini, Banyak yang Turun
- Kanwil DJP DIY Ajak Wajib Pajak Segera Aktivasi Akun Coretax Sebelum 2026
- Bappenas Pastikan Harga Gabah Rp6.500 Angkat Pendapatan Petani
- Temu Kamu Yogyakarta Rayakan 2 Tahun dengan Musik Spesial
- Lengkap, Harga Emas Minggu 5 Oktober 2025
- Pemerintah Beli Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram
Advertisement
Advertisement