Advertisement

Asian Games Belum Mampu Dongkrak Wisman, Ini Alasannya

Yanita Petriella
Rabu, 05 September 2018 - 06:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Asian Games Belum Mampu Dongkrak Wisman, Ini Alasannya Ilustrasi hotel - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Perhelatan akbar Asian Games yang digadang-gadang mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel berbintang ternyata tak berdampak secara signifikan.

Hingga Juli tahun ini, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia mencapai 9,06 juta. Tentu angka ini masih jauh dari target sebanyak 17 juta kunjungan wisman tahun ini.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin mengatakan tingkat hunian kamar atau okupansi hotel berbintang selama Asian Games hanya mencapai sekitar 70%. Pasalnya, kedatangan atlet, pelatih, ofisial, maupun suporter mancanegara yang datang ke Palembang tak sesuai dengan yang diprediksi mencapai 51.000 orang, hanya sekitar 10.000 orang. "Ini tak signifikan dampak dari Asian Games terhadap hotel di Palembang. Karena diperkirakan tamu yang datang banyak tetapi tak sesuai dengan prediksi," ujarnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (4/9).

Selain itu, rendahnya tingkat okupansi hotel di Palembang karena harga kamar naik sebesar 50% hingga 100% dari harga normal. Kenaikan tersebut karena adanya hukum pasar. Permintaan meningkat tetapi stok terbatas sehingga pasar yang mengendalikan harga.

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) PHRI Rainier Daulay menuturkan dampak Asian Games hanya dirasakan di Palembang dan beberapa hotel dan restoran yang berada di sekitar area utama Gelora Bung Karno (GBK). "Yang tinggal di hotel kan hanya ofisial dan media, atlet tinggal di wisma atlet yang telah disediakan. Jadi enggak begitu besar dampaknya ke sektor perhotelan. Tidak merata juga paling banyak ya di sekitar area Asian Games," tuturnya.

Agenda Asian Games hanya meningkatkan sebesar 10% hingga 20% tingkat okupansi hotel di sekitar area dari hari biasanya. "Namun dampak jangka panjangnya yang bagus karena Indonesia semakin dikenal dan disukai. Tinggal pemerintah memanfaatkannya saja," ucap Rainier.

Tak hanya di sisi hunian kamar saja, industri restoran di Jakarta pun juga tak merasakan dampak yang signifikan dari ajang olah raga se Asia ini. Wakil Ketua Umum PHRI Sudrajat menuturkan industri restoran dan kafe yang terdampak dari kegiatan ini hanya yang terletak di sekitar area saja yakni GBK.

Namun, untuk restoran di luar area kompetisi Asian Games terutama yang terletak di area kebijakan ganjil genap mengalami penurunan omzet sekitar 40% selama satu bulan. "Ganjil-genap Asian Games ini kan areanya diperpanjang, terlebih Sabtu dan Minggu juga diberlakukan, jamnya lebih panjang dari tadinya 07.00-10.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB sekarang jadi seharian dari 06.00-21.00 WIB. Terdampak sekali ini. Apalagi ini diperpanjang hingga Oktober," katanya.

Minat Belanja

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa menuturkan spending belanja wisman baik atlet, official, media, dan supporter tak merata selama Asian Games saja. Pasalnya, pusat perbelanjaan yang dekat dengan GBK mengalami kenaikan 10% hingga 20%.

Namun untuk yang berada di luar area kompetisi, terlebih yang terkena kebijakan ganjil genap terjadi pengurangan pengunjung sekitar 10%. "Ada pengurangan orang belanja karena ya ganjil genap, bikin jadi enggan berbelanja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Nelayan Gunungkidul Dapat Bantuan Mesin Kapal

Nelayan Gunungkidul Dapat Bantuan Mesin Kapal

Gunungkidul
| Kamis, 09 Oktober 2025, 13:17 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement