Advertisement
Saatnya Manfaatkan Peluang Besar Menarik Wisatawan Milenial

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Generasi milenial di Indonesia populasinya sudah mencapai lebih dari 50% dari jumlah penduduk. Peluang pasar yang besar ini mestinya dapat ditangkap oleh para pelaku pariwisata, stakeholder dan pemangku pariwisata di daerah untuk mengembangkan destinasi yang lebih baik lagi.
"Generasi milenial di Indonesia sudah lebih dari 50 persen, tetapi produk [pariwisata] yang dijual masih jadul-jadul, ya, tidak akan konek," ujar Pakar Pariwisata dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Wiendu Nuryanti ditemui seusai menjadi pembicara dalam Seminar Pariwisata Destinasi Prioritas Danau Toba di Keraton Ballroom I Hotel Marriott Yogyakarta, Sabtu (8/9).
Advertisement
Wiendu mengatakan peluang untuk menangkap wisatawan milenial tersebut sangat besar. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dalam mengemas produk wisata yang akan dipromosikan.
Karakter para milenial dalam berwisata, kata Wiendu, sudah sangat berbeda, baik dalam menentukan destinasi, pilihan akomodasi hingga kuliner. Pembangunan hotel-hotel yang megah dengan fasilitas yang mewah bukan selera para milenial.
BACA JUGA
"Para milenial ini kalau travelling biasanya hanya dengan satu tiket, pulangnya nanti dulu. Pergerakan mereka ini tidak bisa dideteksi. Maka dari itu, Asita (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) atau biro-biro perjalanan manapun kalau tidak bisa membawa pasar ini, maka akan ketinggalan," jelas Guru Besar Perencanaan Pariwisata Fakultas Teknik UGM ini.
Upaya menarik wisatawan milenial ini juga perlu diperhatikan para pemangku wisata di kawasan destinasi prioritas. Dalam seminar pariwisata pengembangan destinasi prioritas Danau Toba, Wiendu menilai upaya pemangku pariwisata di Sumatra Utara dalam mempromosikan destinasi tersebut di DIY harus dibarengi dengan sejumlah strategi.
"Sebagai Indonesia kecil, dari Jogja bisa menjadi upaya strategis untuk menggerakkan wisatawan ke seluruh Indonesia. Karena itu, Danau Toba juga harus berbenah menghadirkan daya tarik yang tidak hanya pemandangan, tetapi juga atraksi yang bisa memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung yang datang," papar Wiendu.
Melihat potensi market dari destinasi Sumatra Utara dan DIY, General Manager Garuda Indonesia Branch Office Jogja Jubi Prasetyo menuturkan ada potensi besar yang bisa dikembangkan dari kedua destinasi tersebut. Terlebih, kunjungan turis mancanegara dan lokal ke DIY terus mengalami peningkatan. Pada 2013 jumlah turis mancanegara hanya 235.893 orang dan pada 2017 tercatat mencapai 397.951 orang.
Sedangkan jumlah wisatawan domestik pada 2013 hanya 2,6 juta orang menjadi 4,8 juta orang pada 2017. Jika secara total kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik pada 2013 mencapai 2,8 juta orang, pada 2017, sudah mencapai 5,2 juta orang.
"Ini adalah potensi kunjungan Jogja. Namun kalau dilihat dari kunjungan wisatawan ke Sumatra Utara juga menunjukkan peningkatan, ini sangat menarik bagi Garuda Indonesia dalam menyikapi dua destinasi ini," papar Jubi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal DAMRI Semarang-Jogja Hari Ini, Sabtu 18 Oktober 2025
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Transformasi SDM Teknis Jadi Kunci Adaptasi Industri di Era Digital
- Daftar Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri Hari ini 17 Oktober 2025
- TKD Dipangkas, Ini Kata Para Ekonom Soal Masa Depan Ekonomi DIY
- Penumpang Kereta Whoosh Capai 12 Juta Selama Dua Tahun Beroperasi
- Danantara Umumkan Segera Melantai ke Pasar Saham Indonesia
- Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,2 Persen di Kuartal III/2025
- BEI Kembali Gelar CMSE 2025, Teguhkan Pasar Modal untuk Rakyat
Advertisement
Advertisement