Advertisement
Tak Semua Produk Asuransi Cocok Dipasarkan Online
Ilustrasi asuransi. - orixinsurance.com
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Dari seluruh produk asuransi, tidak semuanya dapat dipasarkan secara online. Sebab tak semua produk asuransi berbentuk sederhana atau mudah dipahami.
President Director BNI Life, Shadiq Akasya mengatakan tidak semua bisnis produk asuransi cocok dipasarkan lewat digital. Hanya bisnis produk bersifat generik yang cocok didistribusikan secara online. Produk generik lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga nasabah tidak memerlukan penjelasan mendalam. Produk generik yang dimaksud seperti asuransi jiwa dan kerugian.
Advertisement
Adapun bisnis produk polis khusus seperti unit link membutuhkan penjelasan detail, sehingga antara agen dan pembeli asuransi harus bertemu. "Kalau seperti itu [unit link] kita harus ketemu orangnya, ini loh manfaatnya, nanti ada negosiasi," kata Shadiq kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Jumat (21/9/2018).
Shadiq menuturkan distribusi asuransi jalur digital menjanjikan selain memberi kecepatan pelayanan, distribusi lewat digital juga menekan ongkos pemasaran. Saat ini, BNI Life fokus mempersiapkan sistem digital sebelum melakukan penetrasi. "Kalau digital kami wajib, mau tidak mau kita harus ikuti dan berubah," kata Shadiq.
BACA JUGA
Shadiq menambahkan bancassurance masih menjadi ujung tombak dalam distribusi asuransi BNI Life. Shadiq mencatat distribusi jalur ini mengalami peningkatan 15% yoy.
Bancassurance unggul karena lebih agressif dalam melakukan penetrasi. Sedangkan distribusi digital bersifat pasif, hanya menjaring mereka yang benar-benar butuh asuransi. "Kalau digitalisasi, itu paling dari sisi campaign saja, kita tidak bisa maksa orang buat beli [asuransi]," ujar Shadiq.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia pada 2017, jumlah peserta asuransi di Indonesia telah mencapai 16 juta jiwa. Angka inilah yang menjadi target dalam mengembangkan distribusi asuransi digital. Tahun ini BNI Life mencatatkan premi sebesar Rp6,5 triliun, BNI Life menargetkan pertumbuhan premi di angka Rp8 triliun pada tahun 2019.
Shadiq optimistis mampu mencapai angka tersebut, alasannya kondisi pasar dan perbaikan kualitas agent serta bancassurance yang terus dilakukan BNI Life.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
- Modus Penipuan Siber Berkembang, Ini Jenisnya Kata OJK
- Harga Emas Hari Ini Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Industri Buzzer Terorganisir Dinilai Ancam Etika Ruang Digital
Advertisement
Harga Emas Pegadaian Terbaru: UBS Turun Tipis, Galeri24 Masih Stabil
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Naik Lagi, Tembus Rp2,5 Juta per Gram
- PHRI Gerah, Akomodasi Ilegal Serap Hingga 30 Persen Pasar Hotel di DIY
- Harga Pangan Nasional: Cabai dan Telur Masih Tinggi
- Tips untuk Investor Pemula Bisa Investasi Perak secara Aman
- Bapanas Pastikan Stok Gula Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Penerimaan Pajak Minerba Baru Rp43,3 T per November 2025
Advertisement
Advertisement




