Advertisement
Kementerian Keuangan Minta Masukan Akademisi tentang Kebijakan Ekonomi dan Fiskal

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Kementerian Keuangan membuka ruang kepada akademisi untuk memberikan masukan terkait kebijakan ekonomi dan fiskal melalui Seminar Forum Ekonom Kementerian Keuangan (FEKK) 2018 dengan tema "Perkembangan APBN untuk Mendukung Pemerataan Pembangunan" di Novotel Hotel, Kamis (4/10/2018).
Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan FEKK di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk menjalin kerja sama antara Kemenkeu dan masyarakat daerah melalui para akademisi.
Advertisement
Melalui kerja sama tersebut, informasi mengenai kebijakan ekonomi dan fiskal yang dikeluarkan Kemenkeu dapat tersampaikan kepada daerah dengan lebih tepat dan akurat. Selain itu, para peserta seminar diharapkan mampu mengidentifikasi masalah di bidang ekonomi sesuai dengan kondisi daerah asal perguruan tinggi.
Peserta yang mengikuti seminar ini berasal dari kalangan birokrat, bankir, mahasiswa, legislator, dosen, dan perwakilan kementerian serta lembaga di Jogja.
Ekonom Kementerian Keuangan DIY, Poppy Ismalina menambahkan berdasarkan hasil analisis Typologi Klassen, Kota Jogja dan Sleman menjadi daerah yang cepat maju dan tumbuh.
Sedangkan Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul relatif tertinggal. Sedangkan berdasarkan hasil analisis pertumbuhan sektor, seluruh wilayah DIY saling mempengaruhi satu sama lain untuk sektor-sektor yang sama. Misalnya beberapa sektor unggulan seperti industri manufaktur, pertanian dan perdagangan. "Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) mengindikasikan sektor basis yang memiliki potensi besar untuk diekspor adalah produk pertanian, pertambangan dan penggalian," katanya.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam DIY, Sugeng Purwanto mengatakan sesuai dengan tema kebijakan fiskal APBN 2018 yakni "Memantapkan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan", pemerintah daerah mengalokasikan belanja APBD untuk urusan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas atau mandatory spending.
Selain itu, kinerja perekonomian pada triwulan II 2018 tercatat tumbuh sebesar 5,90% (y on y) atau lebih tinggi dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 5,21%.
Sugeng menyebut angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%. Hal itu menurutnya didorong oleh akselerasi kinerja investasi dan konsumsi. Khususnya konsumsi pemerintah yang makin meningkat dengan pencairan Dana Desa tahap II, dan pembayaran THR.
"Inflasi juga relatif terkendali, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional. Ini karena terjaganya pasokan pangan dan solidnya harga pangan yang dilakukan oleh TPID DIY," katanya.
Sementara itu, pemerintah daerah juga mendorong pertumbuhan usaha kecil melalui penyaluran KUR. Hingga September 2018, realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp2,13 trilyun yang diberikan kepada 77.492 debitur.
Namun demikian diperlukan peningkatan komitmen pemerintah untuk mencari, memverifikasi, mengunggah calon debitur berdasarkan skema dan sektor yang sesuai prioritas daerah ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP).
"Proses pemahaman kondisi ekonomi secara objektif kepada masyarakat seperti inilah yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Agar tercipta kesatuan pemahaman dalam memandang suatu kebijakan. Dengan demikian saling koordinasi yang kita lakukan ini nantinya dapat menjadi kunci sukses pelaksanaan fungsi anggaran pemerintah. Baik fungsi alokasi, distribusi, dan stabilitas," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
- Wakil Menteri Koperasi Tuding IMF Jadi Penyebab Tumbangnya Koperasi Unit Desa
- Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement