Advertisement
Ini 10 Rute Penerbangan Perintis yang Direkomendasikan Dihentikan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Sebanyak 10 rute penerbangan perintis direkomendasikan untuk dihentikan, berdasarkan hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan di 10 koordinator wilayah.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi udara Kemenhub Mohammad Alwi usai diskusi Pelaksanaan Angkutan Udara Perintis Penumpang di Jakarta, Jumat (23/11/2018), mengatakan usulan penghentian subsidi perintis di 10 rute tersebut karena sudah terbangun infrastruktur moda lain yang menjadi pilihan bagi masyarakat, seperti jalan darat yang sebagian sudah terbangun di Papua.
Advertisement
"Sudah ada jalur lain, seperti Program Pak Presiden sudah ada jalur darat selain angkutan pesawat," katanya.
Ke-10 rute yang direkomendasikan untuk dihentikan, di antaranya Nagan Raya-Singkil, Banda Aceh-Blangpidie,Blangpidie-Sinabang, Medan-Tapak Tuan, Medan-Blangpidie, Medan-Gayo Luwes, Banda Aceh-Gayo Luwes, Sangata-Balik Papan, Palangkaraya-Kuala Pambuang, dan Kambuaya-Sorong.
Dia menambahkan rute perintis direkomendasikan untuk dihentikan dengan pertimbangan terhadap pelayanan moda transportasi lain (darat/laut/sungai) ke Kota Provinsi/Kabupaten, dengan kapasitas dan waktu tempuh memadai, serta pelayanan secara berkesinambungan, sudah dilayani rute penerbangan komersial dan%tase realisasi frekuensi dan penumpang rendah.
Sementara itu, lanjut dia, kinerja penyelenggaraan angkutan udara perintis penumpang dalam tujuh tahun terakhir masih memerlukan peningkatan. Capaian realisasi penumpang yang diangkut dari 2011 hingga 2017 berkisar antara 55% hingga 77%, sementara capaian realisasi frekuensi penerbangan perintis penumpang berkisar antara 77% hingga 97%.
Untuk rute yang dilayani pada tahun 2013 terdapat 138 rute dan mengalami peningkatan hingga 2016 dan pada 2017 jumlah rute yang dilayani mengalami penurunan dari 209 rute menjadi 188 rute. Pada 2018, terdapat 209 rute angkutan udara perintis di seluruh Indonesia yang dikoordinasikan oleh 22 Koordinator Wilayah Perintis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan, angkutan udara perintis banyak digunakan oleh penumpang dengan rentang usia 21-35 tahun dengan%tase sebesar 48%, dengan penghasilan dibawah Rp1juta sebesar 29%, sehingga berdasarkan data, sebanyak 70% penumpang hanya sanggup membayar tiket pesawat dengan rentang harga Rp200.000-Rp400.000. Berdasarkan data, angkutan udara perintis yang paling dibutuhkan adalah angkutan udara perintis penumpang, yakni sebesar 85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- AirAsia Batalkan Penerbangan ke Malaysia Akibat Erupsi Gunung Raung di Sitaro Sulut
Advertisement
Advertisement