Advertisement
Berdayakan Warga Desa, Kembangkan Produk Spa Bernilai Ekspor

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pascagempa Jogja 2006 silam, Christina Daniel Losong dan suami memutuskan hijrah dari Jakarta ke Gunungkidul. Di kampung halaman suami, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Christina menggerakkan warga untuk mengolah potensi rerempahan dan tanaman herbal menjadi produk kecantikan spa bernilai ekspor tinggi.
Sebelum hijrah ke Gunungkidul, Christina dan suami bekerja sebagai manager sejumlah artis ibukota. Hiruk pikuk kota megapolitan ini akhirnya dirasa kian jengah bagi keduanya, hingga akhirnya keputusan untuk pulang kampung menjadi pilihan keluarga kecil ini.
Advertisement
Di tanah kelahiran suami, Christina baru menyadari besarnya potensi alam yang dimiliki kampung tersebut. Awalnya, seorang teman di Jakarta, meminta Christina untuk mengirimkan jahe merah kering untuk dikirim ke Jepang.
"Sejak itu, kami rutin mengirim jahe merah kering ke sana [Jepang]. Kami coba menggandeng ibu-ibu di desa ini untuk mengolah jahe merah sesuai dengan standar Jepang," ujar Christina ditemui belum lama ini dalam sebuah pameran yang digelar Bank Indonesia.
Sampai kemudian, Christina bertemu beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang. Para mahasiswa tersebut meminta untuk dibuatkan beberapa produk spa. Antara lain lulur, rempah mandi, ratus hingga massage oil.
Sejak memulai produksi produl-produk spa, pesanan pun kian meningkat. Kendati demikian, produk yang dilabeli dengan merek Kemuning Java Traditional Spa, lebih banyak dipesan pasar luar negeri. Sebut saja Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Prancis hingga Belgia dan Belanda.
Sejumlah rumah spa di Malaysia sudah cukup rutin memesan produk spa racikan para ibu di Gunungkidul. Pun demikian di Prancis, sebuah salon spa yang dikelola oleh seorang warga Indonesia juga sudah beberapa tahun ini berlangganan produk spa yang dikembangkan Christina.
Bahkan, produk spa Kemuning telah terdaftar di Kementerian Kesehatan di Selangor dan Brunei Darussalam. Inovasi produk terus dikembangkan ibu empat anak ini, bahkan tak hanya ingin produknya dikenal di luar negeri.
"Saya juga ingin, produk kecantikan tradisional asal DIY ini juga dikenal di negeri sendiri," ungkap Christina.
Sejumlah pameran yang digelar di dalam negeri, selalu menjadi kesempatan bagi Christina untuk memperkenalkan produk spa buatannya. Bahkan, produk yang digarap melalui pemberdayaan masyarakat desa ini, mampu bersanding dengan brand kecantikan kenamaan di setiap gelaran pameran yang diselenggarakan, baik yang berskala nasional maupun lokal.
Produk yang dibuat dengan memanfaatkan berbagai potensi rempah dan tanaman obat di wilayah Gunungkidul dan beberapa daerah di Indonesia ini juga dipatok dengan harga yang kompetitif. Produk yang dibuat antara lain lulur mandi, ratus, masker, hingga parfum.
"Total ada 36 item produk, setiap produk ada 10 varian. Saya berharap melalui produk Kemuning, perempuan-perempuan Indonesia dapat lebih mencintai produk kecantikan asal negerinya sendiri," ungkap Christina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- TikTok Shop Kembali ke Indonesia Gandeng E-Commerce, Ini Reaksi Kemenkop
- Jokowi Buka Opsi Perpanjangan Kontrak Freeport 20 Tahun, Ini Syaratnya
- Lonjakan Harga Bahan Pokok Tak Terkendali
- Jadi Bakal Cawapres Prabowo, Ini Daftar Bisnis Gibran Rakabuming Raka
- Mogok Kerja 3 Hari, Karyawan Asuransi Bumiputera 1912 Kembali Bekerja Besok Senin
Advertisement

Jumlah Penumpang KRL Jogja-Solo Terus Meningkat, Capai 27 Ribu Orang per Hari
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement