Advertisement
BPR Optimistis Hadapi Persaingan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jogja mengaku optimistis dapat menjalankan kegiatan perbankan dengan baik selama 2019 ini. BPR mampu menghadapi persaingan dengan bank umum karena memiliki kelebihan aspek pendekatan kepada nasabah.
Direktur Utama BPR Alto Makmur, Kusmintarja Yatendra mengatakan sejak awal BPR fokus di bidang pelayanan kredit mikro. Para pengusaha banyak menyerap kredit UMKM yang ditawarkan. Namun belakangan ini, bank besar seperti BRI, Mandiri, dan BNI juga merambah ke pasar yang sama dengan menawarkan bunga kredit yang murah dan menarik.
Advertisement
Kusmintarja mengatakan di tengah persaingan itu, BPR masih optimistis karena pelayanan BPR memiliki keunggulan tersendiri. Antara lain BPR mampu menawarkan proses yang relatif cepat dengan prosedur yang tidak berbelit-belit.
"Rata-rata proses maksimal tiga hari. Sekarang bahkan banyak yang punya program sehari bahkan satu jam cair. Namun kalau mendapat pelayanan yang cepat, kadang nasabah tidak terlalu mikir masalah bunga," kata Kusmintarja kepada Harian Jogja, Sabtu (5/1).
Selain proses yang cepat, BPR juga unggul dari sisi personal aproach atau pendekatan personal kepada nasabah karena BPR mengedepankan pelayanan di tempat dengan penuh kekeluargaan. Menurut Kusmintarja, bank umum belum terlalu berpengalaman di pasar retail atau mikro. Kondisi itu membuat tidak semua bank umum sukses berekspansi di pasar UMKM.
Sementara dari sisi penghimpunan dana atau funding, BPR memiliki rate penjaminan LPS yang menarik dan jauh di atas penjaminan bank umum. "Jadi untuk masyarakat yang hendak saving [menabung], deposito di BPR merupakan pilihan investasi yang menarik," katanya.
Menurutnya, selisih bunga simpanan khususnya untuk deposito antara BPR dengan bank umum sekitar 3%. "Saat ini, bunga deposito BPR menempati angka 9,25 persen sementara bank umum kalau enggak salah sekitar 6,25 persen," lanjut pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan di Persatuan BPR Indonesia (Perbarindo) DIY periode 2015-2019 ini.
Melihat keunggulan-keunggulan yang dimiliki BPR, BPR Alto Makmur optimistis dapat menjalani kegiatan perbankan dengan baik. Kusmintarja menargetkan BPR-nya bisa mengalami pertumbuhan sekitar 15%.
Sesuaikan Kondisi
Direktur Utama BPR Ukabima Gunungkidul Sudjut Budi Utomo menyampaikan karena BPR juga berfungsi untuk bisnis dan profit, kegiatan BPR diproyeksikan tumbuh pada 2019 ini. Hanya saja pertumbuhannya harus realistis menyesuaikan kondisi ekonomi saat ini di mana kondisi politik 2019 juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi.
"Termasuk pertimbangan persaingan juga masih akan menjadi tantangan industri BPR. Selain itu juga mempertimbangkan histori pertumbuhan industri perbankan secara nasional maupun regional," katanya.
Melihat tantangan tersebut, BPR Ukabima memproyeksikan pertumbuhan di bawah 20%. "Kami masih menyasar pada kredit UMKM mengingat startup-startup masih akan bermunculan sepanjang media sosial masih memberikan tempat untuk promosi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
Advertisement
Advertisement