Advertisement
Kenaikan Biaya Kargo Picu Kenaikan Tarif Pengiriman Barang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kenaikan tarif SMU (Surat Muatan Udara) atau biaya kargo berdampak pada tarif pengiriman barang yang berdampak pada konsumen. Para penyedia jasa pengiriman barang pun terpaksa melakukan penyesuaian tarif.
Kepala Kantor Pos Jogja Fediyan Syahputra mengungkapkan, setelah empat tahun tidak melakukan penyesuaian tarif dengan kenaikan SMU ini, pada kenaikan kali ini dilakukan penyesuaian tarif. Karena, kenaikan tarif SMU sangat tinggi mencapai 70%. "Tapi, penyesuaian tarif kami masih di bawah kenaikan tarif SMU yatu 10 persen hingga 30 persen. Pos tetap memikirkan daya beli masyarakat," ujar dia ketika dihubungi Harian Jogja, Rabu (16/1).
Advertisement
Fediyan menyebutkan, layanan Pos yang mengalami penyesuaian tarif misalnya Pos Kilat Khusus dan Pos Express. Namun, yang paling terpengaruh adalah layanan Kilat Khusus dan Express yang menggunakan jasa pesawat terbang. "Enggak semua naik. Misalnya yang antarregional Semarang dengan Jogja, ada yang tidak mengalami penyesuaian ada yang kena tapi sedikit. Yang terpengaruh terutama yang menggunakan transportasi udara teruma ke daerah timur karena banyak transit," katanya.
Ia mengatakan, persentase paket yang dikirim Pos dari Jogja, 70% menggunakan transportasi udara. Oleh karena itu, kenaikan tarif SMU cukup berpengaruh. "Memang banyak dan SMU naik. Jadi ini tidak bisa dihindarkan," ujar dia.
Ia mengungkapkan, PT Pos selalu mencari alternatif misalnya dengan menggunakan jasa kereta api. Itu pun hanya bisa dilakukan untuk pengiriman di pulau Jawa. "Itu pun harus memastikan barang terkirim sesuai dengan waktu yang dijanjikan."
Salah satu pelaku usaha jual beli online di Jogja, Vaulla Remaco mengaku sudah merasakan dampak penyesuaian tarif tersebut. Pemilik usaha batik Verose Batik ini mengaku pada awalnya tidak mengetahui penyebab kenaikan tarif itu.
"Saya bulan lalu mengirimkan paket ke Kolaka [Sulawesi Tengah] kena tarif Rp60.000, tapi bulan ini kok Rp90.000. Saya sampai tidak percaya. Saya kira saya salah baca. Saya tidak tahu apa sebabnya bisa naik," jelas dia.
Hal itu diakui memengaruhi keuntungannya. Apalagi konsumennya pun protes dengan tingginya biaya kirim, mereka pun meminta diskon. "Akhirnya saya subsidi. Jadi ya saya tekor," ujarnya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) DIY Imam Soebakti mengakui, kenaikan SMU sangat memengaruhi perusahaan penyedia jasa pengiriman. Pasalnya kenaikan SMU mencapai 51% hingga 100%. Namun, dalam melakukan penyesuaian tarif, hal itu tetap tergantung kebijakan perusahaan masing-masing.
"Untuk jasa pengiriman ikutt memikirkan, perlu enggak tarif itu naik. Kita sesuaikan pasar. Jangan sampai kita naikkan, tetapi konsumen dirugikan. Harus berhati-hati menyikapi hal ini," ujar dia kepada Harian Jogja, Rabu.
Ia mengatakan, tidak semua tarif terpengaruh. Kenaikan SMU ini terutama berdampak pada pengiriman paket yang menggunakan jasa pesawat terbang. "Itu pun berbeda-beda, tergantung pangsa pasar tujuannya," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Slot Perjalanan KA Yogyakarta-Gambir Ditambah, Ini Jadwalnya
- Transportasi Mudik 2024, Kereta Api Jadi Pilihan Utama
Advertisement
Putusan Banding Turun, Vonis Mari Terdakwa Waliyin dan Ridduan Jadi Penjara Seumur Hidup
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Perang Iran Vs Israel, Harga Gandum dan Kedelai Terancam Naik
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement