Advertisement
Suka Pakai Uang ELektronik? Ini Dia, Kelemahannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan penggunaan dompet elektronk untuk mengurangi peredaran uang tunai (cashless). Namun transaksi dengan uang elektronik memiliki kelemahan tersendiri.
Makin banyak pengguna dompet elektronik atau e-wallet, makin tinggi pula transaksi keuangan elektronik tersebut. Katakanlah kehadiran OVO, Go-Pay, dan sejenisnya. Hadirnya uang elektronik ini menjadi jawaban bagi masyarakat yang menginginkan kepraktisan, sekaligus juga keamanan bertransaksi.
Advertisement
Menurut perencana keuangan OneShildt Financial Planning Budi Raharjo transaksi nontunai memang memiliki kelebihan dari segi kepraktisan dan keamanan. Selain itu, banyak manfaat yang diberikan dalam bentuk promosi untuk para penggunanya. Inilah yang menyebabkan banyak masyarakat tertarik untuk mencoba dan menggunakannya.
Saking masifnya penggunaan uang elektronik, Budi mengingatkan agar tetap bijaksana dalam menggunakannya. Meskipun memiliki sejumlah manfaat, kata Budi, uang elektronik juga memiliki kelemahan seperti bergantung pada perangkat elektronik yang membutuhkan listrik dan internet.
“Kemudian juga memiliki tingkat kerawanan terhadap cyber crime, dan terkadang kita lupa jumlah uang yang disimpan karena banyaknya aplikasi dompet digital,” katanya.
Apalagi saat ini para penyedia uang elektronik memberikan promosi yang menggiurkan sehingga membuat penggunanya konsumtif. Orang banyak tergiur untuk bertransaksi karena melihat promosi sebagai kesempatan membeli.
“Meskipun terkadang barang-barang atau produk yang dibeli kurang prioritas atau kurang dibutuhkan,” ujar Budi.
Menurut Budi, konsumsi uang digital tidak menimbulkan efek psikis mengorbankan uang karena otak tidak merasakan pengeluaran secara digital dibandingkan dengan uang tunai. Itulah sebabnya pasti ada perbedaan antara membeli dengan uang tunai dengan nontunai.
Apa yang perlu dilakukan agar pengguna uang nontunai tidak terjebak pada sikap boros dan konsumtif menggunakan uangnya?
Budi merekomendasikan agar konsumen membatasi jumlah uang yang dialokasikan dalam aplikasi. “Selain itu belanjakan uang tersebut sesuai prioritas dan kebutuhan,” katanya.
Ia juga menyarankan agar konsumen jangan terlalu banyak memiliki aplikasi uang elektronik di ponsel agar tidak mengalami kesulitan untuk memonitor keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Pantai Baron Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
Advertisement
Advertisement