Advertisement
Tak Bebenah, Perbankan Akan Ditinggal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY Untung Nugroho mengatakan untuk menyongsong Revolusi Industri 4.0, perbankan harus bebenah. Tanpa pembenahan pengembangan model bisnis, lama-kelamaan perbankan akan tertinggal.
Perbankan yang saat ini beroperasi dengan model bisnis yang lama harus menerapkan model bisnis baru karena industri keuangan sekarang menerapkan model bisnis yang baru sehingga perlu untuk diikuti.
Advertisement
Ia mencontohkan penerapan model bisnis baru adalah model kredit saat ini. Jika dahulu seseorang ketika akan beli tiket dan tidak punya uang, terlebih dahulu pinjam ke bank baru kembali ke tempat penjualan tiket. Pada model bisnis yang sekarang, ketika orang butuh tiket dan tidak punya uang, mereka tetap bisa beli tiket, tetapi membayar di belakang atau malah bisa diangsur.
"Manfaat yang ingin dicapai sama yakni kredit, tetapi pola bisnisnya berbeda. Perbankan diharapkan punya inovasi produk baru yang bisa melayani tuntutan di era milenial sekarang. Bukan berarti perbankan DIY bikin tekfi sendiri. Paling enggak sinergi dengan tekfin yang ada," ujar dia, Minggu (3/2).
Soal tekfin, Untung mengatakan borrower perusahaan tekfin P2P di DIY tercatat sebanyak 46.729 orang dengan nilai Rp262,09 miliar. Sementara, lender tercatat sebanyak 6.047 orang dengan
nilai sebesar Rp28,42 miliar. Ia mengatakan perusahaan tekfin P2P yang memiliki kantor cabang di DIY baru satu yaitu PT Danamas.
Ia mengatakan saat ini OJK sedang menjalankan tahap pendaftaran untuk tekfin. OJK tengah mendata tekfin yang beroperasi, tetapi belum memiliki izin. "Kami imbau untuk mendaftar. Setelah daftar, akan diseleksi agar segera meminta izin dengan memenuhi berbagai persyaratan seperti teknologi, SDM (sumber daya manusia), modal," ucap dia.
Menurutnya, untuk perusahaan tekfin yang berizin baru satu. Itu pun berpusat di Jakarta. "Di DIY ini, kami lebih fasilitasi kalau misalnya ada konsumen tekfin yang mengadu, tetapi sejauh ini belum ada yang mengadu. Mudah-mudahan memang enggak ada," tutur dia.
Perbaikan & Penyesuaian
Menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak mau tertinggal. BRI Yogyakarta pun akan melakukan perbaikan dan penyesuaian. Pimpinan Wilayah BRI Yogyakarta Hendro Padmono mengungkapkan saat ini tengah dilakukan pengembangan digitalisasi. "Kami sudah melakukan dan mengubah serta memperbaiki bisnis baik proses maupun model. Ini penyesuaian dengan Revolusi Industri 4.0. Itu pas banget," kata dia, Minggu (3/2).
Ia mengungkapkan BRI pun akan investasi untuk bidang informasi teknologi. Pada 2019 ini pihaknya akan memperbaiki berbagai aspek yang mempercepat kemajuan teknologi perbankan.
"2019 Kami perbaiki itu semua. Akan pengaruhi proses dan mesinnya akan diperbaiki. Kami melakukan investasi jangka menengah. Kalau jangka panjang enggak bisa karena dua tiga tahun ke depan sudah berbeda di perbankan. Jadi, inovasi tiada henti," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Manunggal Fair Kulonprogo Targetkan 100 Ribu Pengunjung Tahun Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
Advertisement
Advertisement