Advertisement

Sektor Konstruksi Dorong Petumbuhan Ekonomi DIY 2018

Kusnul Isti Qomah
Kamis, 07 Februari 2019 - 09:32 WIB
Mediani Dyah Natalia
Sektor Konstruksi Dorong Petumbuhan Ekonomi DIY 2018 Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama 2018 tumbuh 6,20% (cumulative to cumulative/ctc), melaju lebih pesat dibanding tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,26%. Secara sektoral pertumbuhan tersebut dimotori oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh 13,1% dan pertambangan penggalian yang juga tumbuh sebesar 10,6%.

Kepala BPS DIY Johanes De Britto Priyono mengungkapkan di sisi lain, penopang utama pertumbuhan sisi pengeluaran adalah komponen ekspor luar negeri yang tumbuh 12,8% dan pembentukan modal tetap bruto yang juga tumbuh melesat sebesar 10,2%.

Advertisement

Priyono menjelaskan perekonomian DIY yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada 2018 mencapai Rp129,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp98 triliun.

Perekonomian DIY triwulan IV/2018 terhadap triwulan IV/2017 tumbuh 7,39% (year on year/yoy) jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama 2016 yang tumbuh 5,26%. Dibanding triwulan Iil/2018 perekonomian DIY juga tumbuh sebesar 0,66% (quartal to quartal/qtq), padahal periode yang sama tahun sebelumnya mengalami kontraksi.

Ia menyebutkan andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY selama 2018 (ctc) adalah lapangan usaha konstruksi, yaitu sebesar 1,25% dikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 0,72% dan industri pengolahan sebesar 0,66%. "Kita ada fenomena di antaranya konstruksi yang tinggi tercermin dari konstruksi bandara. Apalagi kalau dari yang tidak ada menjadi ada. Itu signifikan tumbuhnya," ujar dia kepada Harian Jogja di Kantor BPS, Bantul, Rabu (6/2).

Priyono mengatakan jika dua hingga tiga tahun ke belakang sektor pertanian terbesar, saat ini bergeser ke konstruksi, industri, akomodasi dan makanan. "Para pekerja bandara baru butuh penginapan, makan, transprotasi dan masif sekali. Makan misalnya empat kali shift. Termasuk infrastruktur penunjangnya. Bandaranya, gudangnya, infrastruktur lain yang terkait," ujar dia.

Ia mengungkapkan konstruksi pada 2019 ini dimungkinkan bisa kembali bertumbuh jika melihat masih berjalannya pembangunan bandara dan infrastruktur lainnya.

Sementara, dari sisi PDRB pengeluaran, andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY selama 2018 (ctc) masih didominasi oleh komponen pembentukan modal tetap bruto dan pengeluaran konsumsi rumah tangga, masing-masing sebesar 2,73% dan 2,37%. "Serta ekspor luar negeri sebesar 0,67 persen," jelas dia.

Kepala Kantor Pewakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto mengungkapkan kinerja perekonomian DIY terakselerasi dengan kualitas yang lebih baik. Dari sisi komponennya, menempatkan geliat pertumbuhan investasi yang tinggi seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur khususnya NYIA. "Investasi merupakan penyumbang utama pertumbuhan dengan andil 2,73 persen dengan sektor konstruksi sebagai sektor akselerator pertumbuhan," papar dia.

Budi mengatakan sejauh ini pertumbuhan ekonomi masih sesuai jalur dan bahkan lebih tinggi dari perkiraan. "Ini pertanda baik. Hal yang perlu dilakukan adalah ketersediaan bahan baku agar tidak terjadi kenaikan harga, dalam proses pembangunan bandara," tutur dia.

Pembangunan NYIA mendongkrak investasi di DIY dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pembangunan NYIA selama 2018 menyumbang Rp4,4 triliun bagi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) DIY selama 2018.

Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY Arief Hidayat sempat mengungkapkan ditinjau dari aspek realisasi investasi memang ada peningkatan baik PMDN maupun penanaman modal asing (PMA). Ia menjelaskan salah satu pemicu yang cukup tajam adalah realisasi proyek bandara di Kulonprogo. "Terjadi lonjakan itu bisa dimengerti karena [pemerintah] mengejar target operasi pada Maret atau April itu sehingga terjadi banyak pembelajaan yang merupakan bentuk investasi itu," ungkap dia.

Arief menyebutkan selama 2018 total investasi yang masuk ke DIY sebesar Rp7,2 triliun. Jumlah itu terdiri dari PMDN sebesar Rp6,13 triliun dan PMA sebesar Rp1,08 triliun. "Investasi untuk NYIA sebesar Rp4,4 triliun atau sekitar 61 persen dari total investasi yang masuk," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan

Kulonprogo
| Kamis, 18 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement