Advertisement
Sri Ratu Menuju Ajal, Akhir Cerita Pusat Perbelanjaan Legendaris Semarang

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Pusat perbelanjaan legendaris di Semarang, Sri Ratu, menuju ajal. Ini adalah akhir kejayaan salah satu primadona ekonomi di Jawa Tengah. Berikut laporan wartawan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia Imam Yuda Saputra.
Pelang berukuran besar, berlogo mahkota masih terpasang di atap gedung tujuh lantai di Jalan Pemuda, Kota Semarang. Dua huruf kapital berwarna merah, S dan R, juga masih terpampang tepat di bawah logo mahkota tersebut.
Advertisement
Di depan gedung, terlihat beberapa orang mondar-mandir. Mereka menunggu gedung yang merupakan pusat perbelanjaan Pasaraya Sri Ratu itu dibuka pada pukul 10.00 WIB.
“Iya, ini lagi menunggu tokonya buka. Mau belanja. Soalnya ada diskon besar sampai 70%,” ujar salah seorang pengunjung, Desi Rahmawati, saat berbincang dengan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia di depan Pasaraya Sri Ratu, Selasa (19/2/2019).
Pasaraya Sri Ratu memang telah dinyatakan bangkrut. Pusat perbelanjaan yang telah berdiri sejak 1978 itu pun akan tutup atau berhenti beroperasi pada 28 Februari 2019 nanti.
Sebelum ditutup, pihak pengelola pun memberikan diskon besar-besaran untuk segala jenis barang mulai 30%-70%. Diskon ini merupakan cara manajemen untuk menghabiskan stok penjualan sebelum resmi tutup.
Bagi Desi, Sri Ratu memiliki sejarah yang panjang. Ia sempat bekerja di salah satu tenant di mal itu sebelum akhirnya memutuskan berhenti beberapa tahun lalu.
Saat awal bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) pada 2006, Sri Ratu masih berada pada masa keemasan. Tak hanya ramai pengunjung, produk yang dijual di mal tersebut pun laris diborong pembeli.
“Bahkan saat awal kerja di sini, transaksi di tenant saya saja bisa mencapai Rp30 juta per bulan. Tapi, pas akhir-akhir sudah mulai sepi. Bisa dapat Rp5 juta per bulan saja sudah bagus,” ujar perempuan berusia 35 tahun itu.
Desi menilai tutupnya Sri Ratu tak terlepas dari persaingan toko retail modern maupun pusat perbelanjaan yang menjamur di Kota Semarang. Padahal saat masa jaya, Sri Ratu menjadi primadona hingga mampu mendirikan 8 cabang di kota lain di Jawa Tengah (Jateng).
“Sebenarnya sedih juga lihat Sri Ratu mau tutup. Enggak tega. Tapi, mau bagaimana lagi? Sebenarnya kalau mau tutup sih sudah terlihat sejak dulu. Sejak ada Paragon Mal di Jl. Pemuda, pembelinya pada pindah ke sana. Di sini jadi sepi dan omzetnya turun drastis,” imbuh perempuan yang kini beralih profesi sebagai instruktur senam itu.
Senada diungkapkan Maria Nur Khasanah. Perempuan yang bekerja di bagian pakaian anak itu mengaku tak tahu akan bekerja di mana setelah Sri Ratu tutup.
Meski demikian, ia mengaku tabah. Apalagi selama ini hak-haknya sebagai pegawai di Pasaraya Sri Ratu selalu terpenuhi.
“Di sini enak. Gajinya sudah sesuai UMR [upah minimum regional]. Enggak pernah telat juga. Setelah dari sini, saya enggak tahu mau kerja di mana lagi? Mungkin di rumah dulu,” ujar perempuan yang bekerja di Sri Ratu sejak 1999 silam itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Akun Dinonaktifkan Manajemen, 1.291 Karyawan Sritex Dipastikan Tak Dapat JKP dari BPJS Ketenagakerjaan
- Selama Ramadan 2025, BI DIY Siapkan Uang Tunai Rp4,61 Triliun
- Upaya Komdigi Berantas BTS Palsu yang Sebar SMS Penipuan
- Ini Cara Tukar Uang Baru di Mobil Kas Keliling BI
- LKY Dorong Pertamina Libatkan Pihak Independen Uji Kualitas BBM
Advertisement

Aksi Hari Perempuan Sedunia 2025 di Jogja, Negara Masih Abai Pada Kelompok Rentan
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Berikan Insentif Diskon PPN 6 Persen untuk Pesawat Ekonomi
- Paket Iftar di Eastparc Hotel Yogyakarta Hadirkan Menu Nusantara
- PT Garuda Mitra Sejati Gelar Buka Puasa Bersama dengan 100 Media
- Pendaftaran Mudik dengan Motor Gratis Pakai Kereta Api dari Jogja Sudah Dibuka, Ini Info Lengkapnya
- Angkutan Lebaran 2025, PT KAI Siapkan Satu Juta Lebih Tiket Kereta Api
- Temuan Minyakita Botol Satu Liter Berisi 750 Mililiter, Ini Perusahaan yang Memproduksinya
- Rayakan Hari Perempuan Internasional EIGER Women Berbagi dari Perempuan untuk Perempuan, Serentak di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta
Advertisement
Advertisement