Advertisement
4 Bulan ke Depan, Beras Rastra Bulog Dihargai Rp10.219 per Kg

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah menyetujui harga jual beras rastra oleh Perum Bulog sebesar Rp10.219/kg selama empat bulan ke depan. Setelah April, kebijakan ini kembali akan dikaji.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan rapat koordinasi yang berlangsung di Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan adalah untuk membahas harga beras rastra selama Januari-April. "Rapat tadi menentukan harga beras rastra untuk periode empat bulan ke depan. ada selisih perbedaan antara Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Bulog. BPKP minta Rp10.219/kg sedangkan Bulog minta Rp11.000/kg. Akhirnya disepakati Rp10.219/kg yang lebih rendah," katanya, Rabu (20/2/2019).
Advertisement
Moeldoko mengakui memang sempat ada komplain dari BUMN pangan tersebut karena harga dibawah yang diminta. Namun, rapat memutuskan supaya harga beras rastra itu dijalankan terlebih dahulu.
Nanti seandainya Bulog mendapatkan kerugian atau untung, lanjutnya, BPKP akan mengkaji kembali setelah April. Kajian itu akan dipakai untuk menentukan kebijakan baru bagi Perum Bulog. Adapun seandainya perusahaan pelat merah itu merugi, Moeldoko berjanji Kementerian Keuangan akan menggantikannya.
Moeldoko mengatakan penyaluran beras rastra masih dilakukan kepada 5,3 juta keluarga. Menurutnya keluarga itu masih tinggal di lokasi yang infrastrukturnya belum memadai baik untuk jaringan logistik maupun koneksi Internet.
Menurutnya, masih ada sekitar 295 kabupaten yang belum mendapatkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), tetapi ke depannya 5,3 juta keluarga itu akan dialihkan semua ke BPNT.
BPNT akan diperluas ke depan secara bertahap. Tapi kita juga harus memahami tidak semua daerah memiliki sinyal yang bagus, transportasi yang bagus, e-warong belum siap. Akhirnya masih menggunakan rastra.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan penugasan untuk penyaluran beras rastra ke 5,3 juta keluarga di 295 kabupaten sebanyak 213.000 ton.
"Setelah April masih tunggu perkembangan, katanya kan ada pengalihan semuanya jadi BPNT. Tapi pemerintah harus mempertimbangkan Mei-Juni, ada puasa dan Lebaran. Bulog siap kapan saja disuruh gelontorkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- TikTok Shop Kembali ke Indonesia Gandeng E-Commerce, Ini Reaksi Kemenkop
- Jokowi Buka Opsi Perpanjangan Kontrak Freeport 20 Tahun, Ini Syaratnya
- Lonjakan Harga Bahan Pokok Tak Terkendali
- Jadi Bakal Cawapres Prabowo, Ini Daftar Bisnis Gibran Rakabuming Raka
- Mogok Kerja 3 Hari, Karyawan Asuransi Bumiputera 1912 Kembali Bekerja Besok Senin
Advertisement

Perhatian, Akses Keluar Masuk Penumpang KRL di Stasiun Tugu Jogja Pindah ke Hall Timur
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- BPS DIY Sebut Infasi 0,35 Persen pada November 2023 Didorong Kenaikan Harga Cabai
- Jelang Final FIFA World Cup U-17, PLN Siapkan Pengamanan Listrik Berlapis
- Inspiratif! Dua Ibu Rumah Tangga Ini Raup Penghasilan Tambahan Tanpa Modal lewat Tokopedia Affiliate
- Stakeholder Berkolaborasi, Pergerakan Wisatawan Nataru Mungkin Capai 107 juta
- Tiket Libur Akhir Tahun Sudah Terjual 25%, Ini Rute-Rute yang Jadi Favorit
- Melanggar Aturan, 160 SPBU di Jateng-DIY Dapat Sanksi dari Pertamina
Advertisement
Advertisement