Advertisement
Tarif De Loano Ditentukan April, Berapa Harga Barunya?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Resmi dibuka pada 14 Februari lalu, objek wisata baru yang dikelola oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) dengan konsep glamorous camping (glamping) yakni De Loano masih menggunakan tarif sementara atas instruksi Menteri Pariwisata Arief Yahya. BOB berharap tarif resmi De Loano dapat ditentukan pada April mendatang.
Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin mengatakan untuk tahap awal pemasaran De Loano dari pertengahan Februari hingga akhir Maret mendatang, tarif yang digunakan belumlah resmi, yakni sesuai instruksi lisan dari Menteri Pariwisata sebesar Rp600.000 per tenda berisi enam tempat tidur. Tarif ini sekaligus sebagai harga promosi untuk menarik wisatawan untuk datang ke objek wisata baru yang bertemakan culture and adventure tourism.
Advertisement
Namun, Angin menyebut saat pemberlakuan tarif sementara ini berakhir pada Maret mendatang, tarif resmi akan segera ditentukan. Saat ini menurutnya pihak BOB dan stakeholder terkait seperti Pemda DIY dan Pemkab Kulonprogo termasuk masyarakat tengah menyusun paket-paket wisata yang bakal ditawarkan kepada wisatawan yang berlibur di De Loano. Pasalnya masyarakat sekitar De Loano telah mengembangkan tiga atraksi wisata yakni memetik daun teh hingga proses sangrai, mengambil air nira hingga proses memasak gula aren, dan mengambil rumput hingga memberi makan ternak domba. "Ada juga tiga gardu pandang yang disiapkan oleh pemerintah kabupaten Kulonprogo, yakni yang terletak di Nglinggo, Tritis, dan Widosari," katanya kepada Harian Jogja, Senin (25/2).
Nantinya paket-paket wisata tersebut akan menjadi salah satu komponen pertimbangan BOB untuk menetapkan tarif resmi menginap di De Loano. Angin menyebut ada tiga komponen penting yang akan dipertimbangkan. Pertama, komponen biaya produksi dan operasional seperti harga paket wisata dan fasilitas makan malam dan sarapan yang disediakan untuk wisatawan.
Kedua, pertimbangan daya beli wisatawan dan segmen yang dituju. Dengan segmentasi menengah ke atas dan juga wisatawan mancanegara, tarif resmi tentu akan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di segmen tersebut. Ketiga, pertimbangan tarif homestay yang sudah dikembangkan masyarakat di sekitar De Loano. Angin mengakui sudah ada beberapa homestay yang dikelola oleh masyarakat. Maka tarif De Loano tidak bisa sama atau bahkan lebih rendah dibandingkan tarif homestay tersebut.
"Pasti akan lebih tinggi karena kami tidak mau bersaing dengan masyarakat, tidak fair. Awal April nanti sudah ditentukan tarif resminya," ujarnya.
Angin juga menyatakan optimistis objek wisata baru ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Pasalnya dalam seminggu ini, sudah terlihat adanya peningkatan kunjungan ke wilayah Nglinggo pada akhir pekan. Rasa penasaran masyarakat untuk melihat objek wisata baru ini bisa jadi magnet yang ampuh meningkatkan jumlah wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Soal Pembebasan Lahan untuk IKN dan PSN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement