Advertisement

Milenial Dorong Perekonomian Industri Hiburan

Rheisnayu Cyntara
Rabu, 06 Maret 2019 - 09:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Milenial Dorong Perekonomian Industri Hiburan Foto ilustrasi perfilman - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sektor ekonomi kreatif, termasuk industri hiburan di Indonesia, ditargetkan akan menjadi salah satu kekuatan yang menopang perekonomian. Pasalnya merujuk pada data Badan Ekonomi Kreatif dalam laporan Opus Outlook 2019, pada 2016 kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional tercatat sebesar 7,44% dan diproyeksikan akan terus meningkat.

VP Business Development Loket,  Anvid Erdian mengatakan industri hiburan memiliki pangsa pasar yang tak terbatas. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Film, animasi dan video bahkan masuk ke dalam sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,09%, seni dan pertunjukkan 9,54%, dan musik sebesar 7,59%. Anvid meyakini positifnya pertumbuhan industri ini tidak lepas dari dominasi generasi milenial usia 20-35 tahun yang jumlahnya mencapai 63 juta sebagai konsumen terbanyak industri hiburan. Jumlah tersebut menurutnya merupakan pasar terbesar bagi industri hiburan hingga beberapa tahun ke depan.

Advertisement

Anvid menuturkan generasi milenial yang akrab dengan teknologi, lebih mudah beradaptasi dengan inovasi-inovasi yang hadir di industri hiburan. Hal ini akan mendorong pola pembelian tiket online dan pembayaran cashless semakin populer. Pasalnya milenial menyukai hal yang praktis dan efisien. "Kami secara bertahap telah menerapkan pelayanan dengan teknologi secara end-to-end. Jadi, tidak hanya dari segi pemesanan, pembelian dan pembayaran, tetapi juga termasuk segala transaksi selama event berlangsung,” katanya pada Selasa (5/3).

Karena itu, Anvid menerapkan konsep self-service sejak pertengahan tahun lalu. Dengan konsep ini, pengelolaan event berskala kecil dan menengah terasa lebih profesional layaknya event skala besar. Sebab masyarakat makin mudah terhubung dengan agenda hiburan melalui teknologi. Sedangkan penyelenggara akan memiliki komunikasi lebih baik dan terlibat langsung dengan konsumen melalui smartphone.

Selain konsep baru, Anvid menyebut data analytic juga akan berperan sangat strategis dalam membuka konsep-konsep baru dalam penyelenggaraan sebuah acara. Melalui data analytic, penyelenggara dapat mempelajari event yang telah berlangsung guna mendapatkan hasil maksimal untuk penyelenggaraan event berikutnya. Penyelenggara akan mendapatkan gambaran secara tepat mengenai banyak hal, seperti waktu terbaik untuk menjual tiket, kota yang menjual tiket terbanyak, tipe pembayaran yang paling banyak digunakan hingga produk favorit yang dibeli selama acara berlangsung. "Melihat pertumbuhan positif pada industri ini, salah satunya subsektor MICE dan Theme Park, kami akan lebih banyak berinvestasi pada teknologi Ticketing Management System (TMS) untuk mengakomodasi kebutuhan pengunjung," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement