Advertisement
BNI Dorong Transaksi Ekspor Pelaku Usaha

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen memberikan dukungan pembiayaan secara menyeluruh bagi para pelaku usaha Indonesia berbasis ekspor, yakni bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta korporasi. BNI juga konsisten memberikan pendampingan dan pelatihan kepada nasabah eksportir dan importir sehingga para pelaku usaha bisa meningkatkan nilai transaksinya.
Salah satu pendampingan dan pelatihan tersebut diberikan dengan menyelenggarakan Gathering Nasabah Trade dan Treasury BNI di DIY, Sabtu dan Minggu (23-24/3). Hadir pada acara tersebut untuk memberikan pemaparan materi, Vice President Trade Finance and Services BNI Elia Tri Septianto dan Head of Consumer and Retail BNI Kantor Wilayah Yogyakarta Sri Indira.
Advertisement
General Manager Divisi Internasional BNI Eko Setyo Nugroho mengungkapkan BNI saat ini tidak hanya fokus pada penyediaan layanan perdagangan bagi nasabah korporasi, tetapi juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) guna mengembangkan pasar UMKM berbasis ekspor. Tidak hanya itu, BNI juga menyediakan harga yang kompetitif dan layanan advisory trade sehingga transaksi menjadi lebih aman dan efisien.
"Nasabah yang hadir mendapatkan berbagai macam informasi, mulai dari keuntungan dan risiko transaksi Letter of Credit [L/C] dan SKBDN [Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri] , layanan terbaru dari BNI Trade Center, hingga kelebihan bertransaksi trade di BNI. Kegiatan ini diikuti oleh para nasabah dan pelaku usaha yang bergerak di industri bisnis yang potensial di Wilayah DIY dan sekitarnya, seperti tekstil, plastik, plywood hingga kontruksi," ujar Eko dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Senin (25/3).
Ke depan diharapkan potensi perdagangan di wilayah DIY dan sekitarnya akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri lokal setempat. Meningkatnya pertumbuhan industri dan investasi berkelanjutan di area tersebut tentunya mendorong adanya transaksi jual beli valuta asing dan produk derivatif untuk tujuan hedging terhadap kewajiban valas perusahaan.
BNI melalui Trade Finance Officer (TFO) dan Treasury Regional Area (TRA) Kantor Wilayah Yogyakarta siap menawarkan berbagai solusi keuangan kepada para pelaku bisnis di Wilayah DIY dan Jawa Tengah. BNI selama ini memfasilitasi kebutuhan nasabah dengan memberikan layanan langsung dari TFO yang profesional dan berpengalaman dan dapat diakses nasabah dengan mudah melalui helpdesk BNI Trade Center melalui voice call ataupun video call.
Selain pelayanan di bidang ekspor dan impor, BNI juga melayani transaksi SKBDN. Saat ini SKBDN digunakan sebagai instrumen pembayaran para pelaku usaha di Indonesia seperti pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah, hingga pembelian bahan baku atau bahan mentah perusahaan manufaktur dan perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
- Presiden Prabowo Subianto Dijadwalkan Bertemu Donald Trump untuk Negosiasi Tarif Impor
- Ini Profil Riza Chalid Saudagar Minyak yang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
Advertisement

Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
- Cari Smart TV untuk Streaming Netflix dan YouTube? Intip Rekomendasinya dari Polytron!
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi Tinjau Kantah Virtual Kota Tangerang: Benar-benar Digital Twin
- Rute Penerbangan Yogyakarta-Karimunjawa Dibuka, GIPI Dorong Pemda DIY Ciptakan Pasar
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
Advertisement
Advertisement