Advertisement
240 BPR Berencana Merger

Advertisement
Harianjogja.com, BANDUNG–Hingga April 2019, sebanyak 240 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang belum memenuhi modal inti Rp3 miliar dan Rp6 miliar berencana melakukan merger atau konsolodasi.
Direktur Penelitian dan Pengaturan BPR Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ayahandayani K, mengatakan dari 240 BPR tersebut, sudah mulai ada yang mengajukan konsolidasi.
Advertisement
“Sepertiga BPR [dari 722 BPR yang belum memenuhi modal inti Rp6 miliar] sudah mulai angkat tangan, meminta konsolidasi, malah sudah ada yang mengajukan,” kata Ayahandayani saat acara Pelatihan dan Gathering Media Massa di Bandung, Jumat (3/5/2019).
Berdasarkan Peraturan OJK No. 5/POJK.03/2015, BPR diwajibkan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimal Rp3 miliar paling lambat pada akhir tahun 2019 dan Rp6 miliar bagi BPR yang modal intinya sudah mencapai Rp3 miliar pada tahap I.
Sementara itu, seluruh BPR sudah harus memenuhi modal inti Rp6 miliar pada tahap II di tahun 2024. Per Januari 2019, OJK mencatatkan ada sebanyak 374 BPR yang memiliki modal inti di bawah Rp3 miliar, sementara ada sebanyak 722 BPR yang memiliki modal inti di bawah Rp6 miliar.
Ayahandayani mengatakan merger merupakan salah satu solusi bagi BPR untuk bisa memenuhi modal inti agar bisa bersaing dengan lembaga keuangan lainnya, termasuk perusahaan teknologi finansial (OJK).
Selain itu, Ayahandayani menyebutkan sebanyak sepertiga dari jumlah 722 BPR sudah mampu memenuhi modal inti dan sudah memiliki rencana kerja.
“Sepertiga sudah tidak kami tidak khawatirkan, mereka bisa penuhi,” ujarAyahandayani.
Menurut dia, sepertiga dari 722 BPR lainnya masih mencoba memenuhi modal inti sendiri dan belum memberikan kepastian apakah dapat memenuhi modal inti tersebut.
“Tapi karena sampai Desember, OJK masih dalam posisi memantau, tidak bisa menyatakan BPR memang tidak memenuhi [modal inti], pemantauan terus dilakukan,” ujar dia
Ayahandayani mengutarakan meskipun pemantauan terus dilakukan, sepertiga BPR ini sudah harus memikirkan untuk memilih opsi antara konsolidasi atau mencari investor baru untuk menambah modal. Di sisi lain, Ayahandayani memaparkan kinerja BPR semakin menunjukkan tren yang positif jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy).
Per Januari 2019, Otoritas mencatatkan pertumbuhan aset BPR naik 7,69% secara yoy menjadi Rp135,57 triliun. BPR berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp98,69 triliun, tumbuh 10,19% yoy pada Januari 2019. Kemudian, BRP mencatatkan penghimpunan dana sebesar Rp92,55 triliun atau naik 8,59 triliun per Januari 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement