Advertisement

Inflasi Juni Dipicu Tiket Angkutan Udara

Kusnul Isti Qomah
Selasa, 02 Juli 2019 - 08:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Inflasi Juni Dipicu Tiket Angkutan Udara Ilustrasi kabin pesawat - travel.aol.co.uk

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Meskipun terhadap inflasi nasional Juni 2019 tiket angkutan udara menyumbangkan deflasi, di DIY tiket angkutan udara justru menjadi pendorong utama inflasi yang terjadi pada Juni 2019. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Johanes de Britto Priyono mengungkapkan inflasi Juni 2019 tercatat 0,25%. Adapun laju inflasi kalender (Juni 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 1,74% dan laju inflasi year on year (Juni 2019 terhadap Juni 2018) sebesar 3,11%. "Andil terbesar yang mendorong terjadinya inflasi Juni 2019 adalah komoditas angkutan udara yang mengalami kenaikan sebesar 5,73 persen," ungkap dia ketika ditemui di BPS DIY, Bantul, Senin (1/7).

Advertisement

Ia mengungkapkan kondisi nasional merupakan andil dari kondisi fluktuasi harga masing-masing provinsi. Untuk DIY, selama Juni ada maskapai dengan harga tiket pesawat yang stabil, tetapi ada juga maskapai yang mengalami kenaikan harga. Kenaikan tiket tersebut pun memberikan andil terhadap inflasi di DIY karena dibandingkan komoditas lain, andil dari kenaikan tiket angkutan udara paling tinggi. 

Kelompok Pengeluaran

Inflasi terjadi karena naiknya harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Kelompok tersebut yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,04%. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,10%; kelompok sandang naik 0,67%; kelompok kesehatan naik 0,71%. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,03%; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 1,11%. Sementara, kelompok bahan makanan indeksnya turun 0,24%.

Priyono menyebutkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2019 sehingga memberikan andil mendorong terjadinya inflasi. Komoditas tersebut di antaranya tarif angkutan udara naik 5,73% dengan memberikan andil 0,09%. Cabai merah naik 39,26% dengan andil 0,07%, tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api naik 9,66% dan 9,34% dengan masing-masing memberikan andil 0,04%.

Komoditas lain yang menyumbang inflasi yakni emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, kelapa, wortel, sepeda motor, kentang, dokter spesialis, ongkos bidan, cbai rawit, alpukat, jamu, air kemasan, ayam goreng, apel, dan sepatu.

Sebaliknya ada komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi. Komoditas itu adalah bawah putih yang turun 21,79% dengan andil -0,13%. Daging ayam ras turun 3,04% dengan andil -0,03%. Komoditas lain yang menahan laju inflasi yakni sawi hijau, kembang kol, jeruk, bayam, brokoli, teh, nangka muda, daging kambing, telur ayam ras, dan minyak goreng. 

Rekomendasi ke TPID

Ia menjelaskan tiket angkutan udara, angkutan darat, dan tiket kereta api merupakan kelompok komoditas yang diatur oleh pemerintah (administered price). Karena itu, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) tidak bisa melakukan apa-apa terhadap hal tersebut. Namun, TPID bisa menjaga kestabilan harga di kelompok volatile food dan melihat kondisi komoditas di kelompok pengeluaran. "Kalau sifatnya seasonal, biasanya menjelang Natal, Tahun Baru, dan Lebaran pola konsumsi berubah. Untuk menghadapinya, persiapan bisa dilakukan jauh-jauh hari," jelas dia.

Sementara, untuk bulan-bulan biasa, misalnya untuk produk pertanian sangat dipengaruhi kondisi cuaca. TPID disarankan untuk terus mengamati perubahan cuaca, pola yang ada di pasaran, mengumpulkan informasi tentang kondisi di daerah sekitar. Hal ini untuk mencari inspirasi mengenai upaya apa yang tepat dilakukan.

"Perubahan dan fluktuasi harga umumnya dipengaruhi ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan. Tetapi ada faktor lain seperti cuaca, bencana, produknya tidak diproduksi di lokal DIY, ketersediaan transportasi, karakteristik komoditas. Kalau sayur dan buah-buahan tidak bisa menyetok. Berbeda dengan beras, gula, daging," jelas dia.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara nasional inflasi Juni 2019 tercatat mencapai 0,55%. Dengan inflasi tersebut, inflasi tahun kalender 2019 adalah 2,05%. Sementara, inflasi dari tahun ke tahun (year-on-year) sebesar 3,28%.

Ia menyebutkan penyebab utama inflasi pada Juni 2019 adalah kenaikan cabai merah yang memberikan andil 0,20% terhadap inflasi. Selain itu, kenaikan harga ikan segar memberikan andil inflasi 0,05%.

Selain itu ada pula komoditas yang menghambat laju inflasi. BPS mencatat, apabila beberapa bulan lalu, tiket menjadi penyumbang inflasi, kelompok ini justru menyumbangkan deflasi pada Juni 0,03%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement