Advertisement
AUDREY PROGASTAMA PETRINY : Terus Belajar dan Belajar

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mengawali karier di Air Asia sebagai Communications Manager, kini Audrey Progastama Petriny dipercaya sebagai Group Head of Communications Air Asia. Pencapaian ini ia raih berkat kerja keras dan tidak bosan untuk belajar
Audrey mulai bergabung dengan Air Asia pada Juni 2010 sebagai Communications Manager Air Asia Indonesia. Awal bergabung, Audrey langsung diberi tantangan oleh perusahaan. Tantangan inilah yang menunjukkan potensi yang ada di dalam dirinya dan semangatnya yang tidak mudah menyerah. Tantangan ini juga membuktikan berkat kerja keras, tujuan bisa dicapai. "Saat itu saya belum punya tim sama sekali. Beberapa hari setelah saya bergabung, saya langsung diminta mengadakan konferensi pers. Karena belum punya tim, saya kerjakan semua sendiri," kata dia kepada Harian Jogja di Griya Harian Jogja, Jogja, Senin (1/7).
Advertisement
Mulai dari membuat undangan, mengundang media massa, konfirmasi undangan, mencari venue, menerima tamu, menjadi pembawa acara, hingga moderator, ia lakukan sendiri. Ia pun menjadi sosok yang serba bisa. Untuk mempersiapkan itu semua, ia hanya diberi waktu tiga hari. Ia hanya dibantu oleh beberapa orang dari tim marketing. "Jujur saja saat itu saya kurang tidur karena takut acara tidak akan sukses. Alhamdulillah acara lancar, wartawan yang datang juga banyak. Saya juga memonitor media-media yang datang untuk mengecek apakah berita sudah dimuat atau belum," kata dia.
Tiga bulan kemudian Baskoro Adiwiyono yang kini menjabat sebagai Head of Communications AirAsia Indonesia bergabung. Selama dua hingga tiga tahun, Audrey bekerja dalam tim public relations (PR) bersama dua rekan lainnya. "Awal-awal memang kami terbiasa apa-apa melakukan sendiri. Kemudian ada tim dan tentu saja jadi lebih mudah," terang dia.
Setelah 3,5 tahun bekerja, ia dipercaya menjadi Head of Corporate Secretary & Comunications Air Asia. Dan pada April 2016, ia kembali dipercaya untuk memikul tanggung jawab di tim komunikasi global Air Asia dengan menjabat Group Head of Communications. "Saya harus memimpin tim yang berasal dari lebih dari 12 negara. Saya banyak belajar selama menjalani karier di Air Asia," terang dia.
Tak Malu Belajar
Audrey bergabung di Air Asia diawali dengan tawaran Presiden Direktur Air Asia Indonesia kala itu, Dharmadi. Pria tersebut melihat potensi yang dimiliki Audrey yang masih bisa dikembangkan. Ibu satu anak ini mengaku sempat tidak percaya diri. Sebab dia tak memiliki latar belakang pendidikan komunikasi. Namun, hal itu tak menghalanginya meraih kesempatan yang ada di depan mata.
"Saya terus belajar. Saat itu, saya dites oleh Group Head of Communications yang sekarang saya gantikan. Awalnya ya tidak pernah membayangkan bisa menggantikan posisi dia," kata dia.
Kemudian, ia dikirim untuk wawancara di Kuala Lumpur, Malaysia. Setelah diwawancara, ia diminta untuk membuat proposal bagaimana membangun tim komunikasi di Indonesia. Audrey putar otak. Kebetulan ada teman semasa SMP yang bekerja sebagai wartawan. Ia pun belajar dari teman-temannya itu. "Saya dapar banyak input dari mereka. Atas saran para teman wartawan juga saya belajar dari Pak Barata yang dahulu merupakan Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. Ada satu teman wartawan yang meminta saya baca buku Aviapedia yaitu ensiklopedia tentang dunia aviasi. Saya baca setiap hari."
Sosok Dharmadi pun menjadi mentor. Audrey diminta memahami buku laporan keuangan. Ia merasa beruntung mendapatkan banyak masukan dan pengetahuan. "Kiatnya satu, belajar dan enggak malu belajar. Saya Terbuka untuk belajar."
Guna mengasah keilmuwannya, ia pun melanjutkan pendidikan dengan mengambil S2 Komunikasi dan makin jatuh cinta dengan bidang tersebut. "Saya memang enggak ada background komunikasi, tetapi saya suka menulis. Di kantor sebelumnya, saya jadi redaktur majalah internal. Saya suka ketemu orang dan percaya diri ketika bicara di depan umum," kata dia.
Ditanya mengenai mimpi, perempuan berambut panjang ini menceritakan ingin membawa dunia PR semakin maju. Apalagi kemampuan PR oleh tim Indonesia tidak kalah dari tim PR negara lain. Selama ada kemauan belajar, maka kemampuan akan semakin terasah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
- Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Incar BPRS di Jogja untuk Merger
- Akhir Libur Sekolah, Sejumlah Tol Jasa Marga Diskon 20 Persen hingga 13 Juli 2025, Ini Daftarnya
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Suzuki Jogja Gelar Seremoni Penyerahan Perdana Fronx, Apresiasi Kepercayaan Pelanggan
- Jelajahi Kreativitas Lokal dengan Cangkang Laut, Astra Motor Yogyakarta Gelar City Rolling Bersama Honda Scoopy di Cilacap
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Naik Bawang Merah Turun
- Rayakan HUT ke-17, Qhomemart Hadirkan Promo Spektakuler dari Diskon hingga Gratis Ongkir se Jawa
- Buka Kuliah Umum PPTR, Wamen Ossy Tekankan Tata Kelola Agraria serta Tata Ruang yang Adil dan Berkelanjutan
- Menteri Nusron Ajak Alumni PMII Berperan dalam Mewujudkan Keadilan, Pemerataan dan Kesinambungan Ekonomi
Advertisement
Advertisement