Advertisement
Cabai Jadi Biang Kerok Inflasi
Petani memanen cabai rawit yang dikembangkan pada lahan terlantar bekas tanaman ganja di kawasan Gunung Lamteba, Desa Lambada, Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (2/4/2017). - Antara/Ampelsa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA --Bank Indonesia menyebut salah satu komponen terkuat penyumbang inflasi adalah cabai.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan berdasarkan survei pemantauan harga sampai pekan keempat, posisi inflasi sampai Juli 2019 masih 0,23% secara month-to-month (mtm) dan 3,23% secara year-on-year (yoy).
Advertisement
"Penyumbang terbesar inflasi bulan ini adalah cabai rawit," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (26/7/2019).
Cabai rawit berkontribusi sekitar 0,12%. Sementara itu, sisanya adalah komoditas lain seperti emas perhiasan.
BACA JUGA
Perry memprediksi sumbangan terbesar dari cabai rawit berkaitan dengan musim panen yang di luar jadwal dan pola konsumsi masyarakat.
"Ini yang harus kita mulai biasakan, kalau ingin pedas tidak harus fresh. Sekarang cabai dalam [bentuk] pasta. Tetap enak pedasnya," tuturnya.
Bank sentral juga menyatakan saat ini, posisi inflasi masih terkendali dan optimistis inflasi sepanjang 2019 akan berada di bawah 3,5 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta seluruh kepala daerah untuk menjaga inflasi terkendali dengan menambah komoditas ekspor. Dia menuturkan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, masih ada hal-hal yang harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mengatasi inflasi.
Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan terkait inflasi. Pertama, seluruh kepala daerah dan pimpinan kementerian atau lembaga diminta memperhatikan pertumbuhan dan indikasi tekanan inflasi.
"Serta mempermudah dan membuka investasi yang berorientasi ekspor," ungkap Darmin di Grand Sahid Hotel, Kamis (25/7).
Kedua, kepala daerah harus memperhatikan pengendalian inflasi dari sisi pasokan pangan, distribusi, dan infrastruktur. Ketiga, aparat penegak hukum diharapkan turut andil dalam menjaga mekanisme pasar.
Keempat, pentingnya komunikasi antar daerah dalam mendorong perdagangan antar daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
- Modus Penipuan Siber Berkembang, Ini Jenisnya Kata OJK
- Harga Emas Hari Ini Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Industri Buzzer Terorganisir Dinilai Ancam Etika Ruang Digital
Advertisement
Solidaritas Bencana Sumatra, DPRD DIY Dorong Perayaan Nataru Sederhana
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PHRI Gerah, Akomodasi Ilegal Serap Hingga 30 Persen Pasar Hotel di DIY
- Harga Pangan Nasional: Cabai dan Telur Masih Tinggi
- Tips untuk Investor Pemula Bisa Investasi Perak secara Aman
- Bapanas Pastikan Stok Gula Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Penerimaan Pajak Minerba Baru Rp43,3 T per November 2025
Advertisement
Advertisement




