Advertisement
HILMAN TISNAWAN : Siap Emban Tugas dengan Maksimal

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hilman Tisnawan dikukuhkan menjadi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (1/8). Hilman yang sebelumnya pernah menjadi Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, kini kembali ke DIY dengan tugas yang lebih besar sebagai kepala. Ia berkomitmen akan mengemban tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya.
Hilman Tisnawan memulai karier di Bank Indonesia pada 1995. Di awal karier ia banyak bertugas sebagai pengawas bank. Mulai masuk ke tahapan karier menengah ketika ditunjuk menjadi Pemimpin Bank Indonesia Kantor Bank Indonesi Kalimantan Barat.
Advertisement
"Itu setelah merasakan jadi pejabat di berbagai tempat di Kantor Pusat. Di Kalimantan Barat cukup lama, sampai 2014. Pada 2015 awal dipindah ke DIY sebagai Deputi Kepala Perwakilan BI DIY," kata dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di kantornya, Jogja, Jumat (9/8).
Pada 2017, ia menjalani Sekolah Pimpinan Tinggi Bank Indonesia (Sespibi) pada Agustus hingga Desember. Sekolah ini harus ia jalani untuk menunjang kariernya sehingga bisa menjadi direktur. "Begitu lulus, saya ditunjuk sebagai Direktur yang membidangi advisory dan pengembangan ekonomi untuk Sumatra. Lalu, saya dipindah ke DIY pertengahan 2019," papar dia.
Penuhi Harapan
Ia mengaku wajar saja jika pemangku kepentingan dan masyarakat DIY berharap tinggi padanya karena sebelumnya pernah bertugas di DIY. Ia mengatakan akan berusaha memenuhi harapan itu dengan sebaik-baiknya. "Saya akan berusaha maksimal tentunya sesuai dengan kemampuan saya," kata dia.
Hilman mengungkapkan saat ini ada lima fokus kerja yang ingin didorong. Lima fokus kerja itu sesuai dengan wejangan Gubernur BI Perry Warjiyo. Fokus pertama yakni mengenai pengendalian inflasi. Selama ini kerja sama Gubernur DIY, bupati, wali kota dengan BI dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY sangat erat. Kerja sama ini perlu diperkuat sehingga inflasi di DIY secara umum dan di kabupaten/ kota akan terus terkendali.
Kedua, BI DIY harus bisa mendukung pengembangan ekonomi DIY. BI DIY harus mampu mencari sumber pertumbuhan ekonomi di DIY. Misalnya saja sektor pariwisata yang sangat potensial dan perlu diperkuat. BI akan fokus agar pariwisata DIY bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan menjadi sumber pertumbuhan untuk DIY yang langgeng dan cepat.
"Serta, sektor lain yang menjadi sumber pertumbuhan di DIY harus terus didorong," kata dia.
Fokus ketiga yakni turut mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM merupakan pilar yang sangat kuat sebagai sumber pertumbuhan baru. Diharapkan UMKM di DIY banyak yang go digital dan go export.
Keempat, BI DIY harus ikut menyukseskan elektronifikasi bantuan sosial, kegiatan keuangan daerah baik penerimaan dan pengeluaran di DIY. Salah satu contoh sukses adalah Pemkab Sleman. Diupayakan bagaimana penerimaan kabupaten melalui elektronifikasi dengan kerja sama dengan perbankan dan dunia usaha.
"Hal ini dinilai akan meningkatkan efisiensi. Termasuk bansos dari Pemda, serta moda transpotarssi KA, tol sehingga lebih mudah," kata dia.
Fokus kelima yakni memperlancar pengedaran uang. Kelancaran itu juga diperlukan pada masa hari raya seperti Ramadan. "Sebagai yang ditugaskan di DIY semua poin itu ujungnya untuk menangani masalah-masalah di daerah. BI siap mendukung sebuah daerah agar tumbuh, tetapi inklusif termasuk pariwisata dan UMKM," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
Advertisement

Bantul Siapkan 4 Jurus untuk Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Rinciannya
Advertisement

Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM: Wacana Rumah Subsidi 18 Meter Bisa Menimbulkan Kemiskinan Baru
- Gelar HMC 2025, AHM Gali Bakat Ribuan Modifikator Tanah Air
- Trump Ancam Tarif Tambahan 10 Persen Bagi Negara BRICS, Apindo DIY: Ekonomi Akan Melambat
- Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel
- Tingkatkan Kenyamanan dan Pengalaman Pelanggan Smartfren Luncurkan Sarah Asisten Virtual AI Siap Layani Pelanggan
- Warga Muslim Dunia Habiskan 2,43 Triliun Dolar AS untuk Belanja Produk Halal
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
Advertisement
Advertisement