Advertisement
Fesyen Berkelanjutan Potensial di DIY, Seperti Apa Produknya?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Produsen serat rayon terintegrasi Asia Pacific Rayon (APR) menilai sustainable fashion atau fesyen yang berkelanjutan sangat prospektif untuk dikembangkan di DIY yang merupakan penghasil batik dan produk fesyen.
Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba mengatakan sebagai destinasi wisata dengan pasar batik yang besar, potensi bisnis startup pakaian batik yang berbahan baku sustainable atau ramah lingkungan sangat besar untuk dikembangkan. "Hal tersebut sejalan dengan tren konsumen di dunia saat ini yang menuntut proses yang lebih environmental friendly dalam produk yang sehari-hari mereka gunakan, salah satunya pakaian," kata dia dalam press briefing di Hotel Tentrem, Jogja, Senin (9/9).
Advertisement
Menurutnya, pasar fesyen DIY paling besar saat ini adalah golongan menengah ke bawah. Ia meyakini pasar itu akan semakin besar jika banyak startup di DIY kreatif untuk membuat batik sendiri dan memikirkan konsep sustainable fashion dengan harga yang terjangkau, pasti pasarnya besar sekali.
Selain batik yang meupakan pakaian khas nasional, pasar fesyen Indonesia juga sangat prospektif untuk menyasar busana muslim. Dilansir dari data State of The Global Islamic Economy pada 2017, total transaksi fesyen muslim (modest fashion) di Indonesia mencapai US$20 miliar [Rp280,7 triliun].
Nilai tersebut membuat Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara dengan transaksi fesyen muslim terbesar di dunia di bawah Turki sebesar US$28 miliar [Rp392,9 triliun] dan Uni Emirat Arab dengan nilai US$22 miliar [Rp308,7 triliun]. Secara total, pasar untuk fesyen muslim di dunia pada 2017 mencapai US$270 miliar [Rp3.789 triliun] dan diperkirakan akan naik menjadi US$361 miliar [Rp5.066 triliun] atau tumbuh 5% pada 2023. "Studi kami pun menunjukkan DIY merupakan salah satu daerah yang paling banyak membeli viscose atau rayon, ini masih bisa terus berkembang," ujarnya.
Produksi APR
APR merupakan produsen serat rayon yang baru beroperasi pada awal tahun ini dengan kapasitas terpasang mencapai 240.000 ton serat rayon per tahun. Nilai investasi APR mencapai Rp10,9 triliun dan telah menyerap 900 tenaga kerja baru.
Sampai Agustus 2019, APR telah memproduksi 120.000 ton serat rayon. Dari jumlah itu, sebesar 55% total produksi ditujukan untuk pasar ekspor dan 45% diserap oleh pasar domestik. Adapun 14 pasar ekspor yang ditembus serat rayon APR yaitu Turki, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Mesir, Mauritius, Sri Lanka, Nepal, Brazil, Jerman, Portugal, Italia, Uni Emirat Arab, dan India.
Untuk diketahui, rayon yang diproduksi APR berasal dari kayu yang diproduksi lestari yang merupakan bahan baku yang terbarukan dengan sifatnya yang alami dan cepat terurai (biodegradable). Karena itu, rayon kerap dipakai sebagai bahan baku utama perancang busana yang fokus menggerakkan sustainable fashion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
Advertisement
Advertisement