Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi DIY Mayoritas Disumbang Ini
Ilustrasi pasar tradisional - Bisnis/Felix Jody Kinarwan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pertumbuhan ekonomi DIY didorong adanya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor.
Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2019 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dengan proyeksi di kisaran 6,8% hingga 7,2%. Perkiraan itu berdasarkan perkembangan hingga triwulan III/2019 yang mencapai 6,01% (year on year/yoy).
Advertisement
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Budi Wibowo mengatakan faktor penyumbang pertumbuhan DIY adalah konsumsi rumah tangga dengan adanya peningkatan frekuensi long weekend. "Frekuensi long weekend inilah yang mendorong aktivitas pariwisata dan peningkatan daya beli," kata dia, Rabu (27/11).
Ia menjelaskan faktor pendorong lainnya yakni konsumsi pemerintah dengan adanya proyek infrastruktur seperti kawasan pendukung bandara, Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), dan proyek pembangunan lainnya. Selain itu adanya penyelengaraan Pemilu dan peningkatan serapan dana keistimewaan (Danais). "Investasi di DIY bertumbuh dengan adanya pembangunan YIA, apartemen, dan hotel. Ditambah peningkatan penjualan produk DIY ke negara lain," kata dia.
Budi menjelaskan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY yaitu sektor industri pengolahan masih menjadi sektor terbesar di DIY meski mengalami penurunan kontribusi, disusul sektor konstruksi beranjak menempati peringkat kedua. Sektor akomodasi dan makan minum menempati peringkat ketiga, menggeser sektor pertanian.
Penghambat Perekonomian
Faktor-faktor penghambat perekonomian 2019 adalah sektor pertanian dari faktor cuaca dan alih fungsi lahan, sektor industri karena kompetisi harga dan daya saing produk serta pelambatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor. "Sektor akomodasi dan makan minum dengan adanya kenaikan harga tiket, belum optimalnya infrastruktur pendukung bandara baru dan belum optimalnya sarana pendukung destinasi pariwisata," ungkap dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan menjelaskan kinerja perekonomian DIY 2019 berada dalam tren positif lebih tinggi di atas nasional yaitu 6,80% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di angka 5,05% (yoy), cenderung melambat seiring perlambatan ekonomi global.
Tantangan perekonomian DIY, kata dia, di antaranya struktur perekonomian yang belum berimbang, keterbatasan akses terutama pasar ekspor, ketimpangan dan kemiskinan yang tinggi. Disamping itu, produktivitas tenaga kerja rendah, kesiapan pelaku usaha masih moderat dalam menyambut YIA.
Hilman mengatakan hal itu sejalan dengan hasil penelitian BI yaitu Growth Strategy DIY yang menghasilkan perlunya optimalisasi kinerja subsektor unggulan di DIY. Subsektor unggulan di DIY yang perlu digenjot yaitu industri tekstil dan produk turunan (TPT), mebel dan kerajinan kayu, serta jasa pariwisata (akomodasi makanan dan minuman), termasuk industri kreatif di antaranya animasi dan gim yang diproyeksi dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 18 Nov 2025
- Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Tetap Lanjut
- Impor Pakaian Bekas Dilarang, Mendag Fokus Penindakan
- Hungaria Catat Rekor Redenominasi Terbesar, Hapus 29 Nol Sekaligus
- Tiket Nataru 2025 KAI Jogja Sudah Bisa Dipesan Mulai 3 November
Advertisement
Pengendara Motor Tewas di Kecelakaan Beruntun di Sewon Bantul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Permintaan MBG Dongkrak Harga Telur Ayam Ras
- Aturan Registrasi Kartu SIM Diubah, Masa Transisi Satu Tahun Disiapkan
- 394 Ribu Nomor Kendaraan Diblokir Akibat Curang Beli BBM Subsidi
- Kenaikan Harga Telur Tekan Daya Beli di Banyak Daerah
- Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Tetap Lanjut
- InJourney Siapkan 37 Bandara untuk Natal dan Tahun Baru
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 18 Nov 2025
Advertisement
Advertisement




