Advertisement
Gagal Panen Ganggu Produksi Padi di DIY, Terus?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Produksi padi di DIY pada 2019 tidak mencapai target. Tidak tercapainya target produksi padi karena adanya sejumlah titik lokasi gagal panen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Sugeng Purwanto mengatakan pada 2019 memang ada gagal panen di DIY karena kekeringan terjadi di sejumlah titik, terutama di Gunungkidul. Akibatnya, produksi padi terganggu. “Produksi di DIY itu sekitar enam–6,5 ton/ hektare sudah terbilang tinggi secara nasional sebenarnya. Namun kami optimistis tercapai di 2020 target nanti, tidak jauh beda dari capaian tahun sebelumnya biasanya. Dituntut lebih tinggi pastinya,” kata Sugeng, Selasa (7/1).
Advertisement
Menurut Sugeng, ketika membicarakan ketercukupan secara makro, ada berbagai indikator lain yang harus dihitung. Misalnya, predikat Jogja sebagai kota wisata tentunya diikuti dengan banyaknya orang yang berkunjung sehingga konsumsi nasi pun tinggi.
Saat ini, pertanian padi di DIY memasuki masa tanam atau musim hujan (MH) 1. Maret 2020 diperkirakan menjadi masa panen raya. Terkait dengan masalah harga, dia menuturkan ada kemungkinan terjadi penurunan. . Hal ini disebutnya sesuai hukum ekonomi, ketika penawaran tinggi permintaan tetap.
“Kalau harga naik terlalu tinggi bisa operasi pasar. Kalau rendah memang sedikit sulit, tetapi, ada trik sebenarnya jika harga drop. Bisa sistem tunda jual, kami juga sudah menggalakkan lumbung-lumbung di masyarakat,” ujarnya.
Target 2020
Kepala Seksi Produksi dan Pengelola Lahan dan Air, Bidang Tanaman Pangan, DPKP, Edy Santoso memaparkan data produksi sementara padi 2019 di bawah target produksi. “Target produksi padi 871.106 ton, realisasi produksi 840.424 ton (lihat grafis). Tidak tercapainya produksi karena ada yang gagal panen,” ucapnya.
Kepala Bidang Operasional Pelayanan Publik (OPP) Bulog Drive DIY, Nani Yulianti mengatakan untuk stok beras saat ini di Bulog masih sangat mencukupi, dengan 35.000 ton. Dia menilai stok tersebut masih mencukup hingga empat bulan ke depan. “Maret perkiraan panen baik di Kedu, Banyumas ataupun DIY. Meski di Februari sudah ada yang panen tetapi belum begitu banyak,” kata Nani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Wujudkan Kulonprogo Ramah Bagi Penyandang Disabilitas, Pemkab Gandeng SIGAB
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Kaji Perubahan Tarif Ojek Online Mengikuti Regulasi Pemerintah
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
- Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Advertisement
Advertisement