Advertisement
Luhut Sebut RI Akan Menjadi Negara Besar
 Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019). - ANTARA/Basri Marzuki
                Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019). - ANTARA/Basri Marzuki
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan Indonesia berpeluang menjadi negara besar karena menyimpan banyak potensi sumber daya alam.
Menurut Luhut Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam energi hijau yang siap diolah. Ada pula potensi sumber kredit karbon. Indonesia menyimpan 80 persen potensi perdagangan karbon global yang antara lain berasal dari hutan bakau, lahan gambut, rumput laut, dan terumbu karang.
Advertisement
"Melihat potensi ini, kami yakin tidak lama lagi Indonesia bisa menjadi negara besar,” ujarnya saat berbicara dalam The Pulse of Asia Conference 2020 di Singapura, seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (9/1/2020).
Menurut Luhut keberlanjutan menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah Indonesia. Menjawab pertanyaan bagaimana Indonesia menyiasati kebutuhan bahan bakar fosil, dia mengatakan sekarang semua bergerak ke arah gaya hidup hijau.
BACA JUGA
"Memang kami masih tetap membutuhkan bahan bakar fosil, tetapi kami harus menguranginya. Pulau Sumatra dan Kalimantan menyimpan banyak potensi energi alternatif,” ujarnya.
Luhut memberi contoh Masdar dari Uni Emirat Arab yang membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata, Jawa Barat. Perusahaan itu bakal bekerja sama dengan PLN yang berinvestasi di Cirata untuk energi sebesar 145 megawatt.
Luhut mengatakan Morowali saat ini menjadi contoh bagi keberhasilan investasi. Dia menceritakan situasi di sana saat ini dan keuntungan dari program penghiliran.
"Banyak yang mengecam ketika kami melarang ekspor nikel, tetapi sekarang kita bisa lihat bahwa keputusan kami saat itu adalah keputusan yang tepat. Ada yang mengatakan saya pro-China, tapi tahukah Anda bahwa lebih dari 90 persen ekspor itu dikirim ke China,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
Advertisement
 
    
        Nelayan Hilang di Pantai Nglolang Gunungkidul Ditemukan Meninggal
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Ini Langkah Agar Tren Kunjungan Wisatawan Eropa ke DIY Positif
- Korupsi Impor Gula, 5 Petinggi Perusahaan Swasta Dihukum Bayar Rp337 M
- Prabowo Tunjuk 16 Nama Calon Dewan Energi Nasional, Diserahkan ke DPR
- QRIS Jadi Penyelamat Ekonomi Digital Indonesia di Masa Covid-19
- Indef Ungkap Mafia Lintas Negara di Impor Baju Bekas
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Naik, UBS dan Galeri24 Turun
Advertisement
Advertisement





















 
            
