Advertisement
Soal Perumahan Berkedok Syariah, Ini Pesan REI DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Terkait dengan penipuan berkedok perumahan syariah, Real Estat Indonesia (REI) DIY mengimbau warga untuk lebih selektif sebelum membeli properti. Termasuk jika pengembang tersebut memberikan aneka penawaran dari harga miring hingga terkesan agamais.
Ketua REI DIY Rama Adyaksa Pradipta menyampaikan kasus penipuan perumahan berkedok syariah tersebut beragam. Dari ada yang mencatut nama dan foto ulama terkenal, menawarkan skema bagi hasil yang menarik, kemudahan pembayaran hingga harga yang jauh di bawah harga pasaran.
Advertisement
“Di DIY juga ada temuan kasus perumahan berkedok syariah. Kebetulan pengembang tersebut adalah anggota REI DIY,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja di kantor REI DIY, Rabu (15/1).
REI DIY, kata Rama, telah memanggil pengembang terkait. Saat proses diskusi, para pengembang tersebut mengaku kecolongan. Sebab pengembang menyerahkan masalah pemasaran kepada pihak ketiga.
“Oleh mitra tersebut, promosinya dibuat seperti itu untuk menarik pasar tanpa sepengetahuan pengembang,” ujar dia.
Lebih lanjut, Rama menuturkan sebenarnya tanpa menggunakan label syariah, seluruh perumahan di DIY sudah dikerjakan secara islami. Misalnya, membeli bahan baku bangunan sesuai spesifikasi atau perjanjian hingga menjalankan setiap proses pembangunan secara amanah. Karena itu, dia meminta warga untuk tak mudah tergiur aneka penawaran tersebut.
Ketika ditanya soal konsep perumahan syariah dengan properti lainnya, dia menuturkan tak ada perbedaan yang signifikan. Satu-satunya pembeda adalah proses pembayaran.
“Hanya dari pembayaran. Jika syariah tidak ada riba sehingga tidak ada kredit tetapi pembiayaan,” ujar dia.
Sekretaris REI DIY Ilham Nur Muhammad menambahkan dari faktor pembeda tersebut, masyarakat diharapkan juga tidak menyempitkan arti perumahan syariah. “Bukan berarti perumahan syariah itu eksklusif hanya untuk agama tertentu. Bukan seperti itu,” katanya.
Pemimpin Redaksi Harian jogja Anton Wahyu Prihartono setuju jika perumahan syariah bukan hanya milik agama tertentu. Menurut dia, hal ini seperti konsep perbankan syariah. “Meski konsep bank syariah itu islami tetapi nasabahnya justru kebanyakan nonmuslim. Jadi seharusnya seperti itu juga untuk perumahan syariah,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
Advertisement
Advertisement