Advertisement
PHRI DIY Turut Tunda Ekspansi Kamar Hotel

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY sependapat dengan PHRI pusat, terkait dengan penundaan ekspansi atau menambah kamar hotel tahun ini. Keputusan itu diambil karena terjadinya oversupply kamar hotel yang tidak berbanding lurus dengan okupansi.
“Kami sependapat dengan PHRI pusat, maka di DIY kita berharap ada pemetaan daerah untuk yang masih bisa dan tidak. Termasuk kriteria hotel yang diperlukan. Contoh moratorium di kota dilanjutkan kecuali bintang empat dan lima dan homestay. Namun inipun perlu adanya kajian-kajian yang dalam untuk aspek ekonominya. Serta Kulonprogo, Gunungkidul yang belum mempunyai hotel bintang,” kata ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Senin (2/3).
Advertisement
Ia mengatakan keputusan itu dengan dasar melihat situasi dan kondisi saat ini. Pihaknya harus melihat kebutuhan dan pasar yang ada di daerah. Selain harus melihat dari sisi dampak ekonominya untuk menjaga persaingan yang sehat. “Kondisi saat ini dengan adanya isu Virus Corona yang mengglobal sangat berat sekali. Selain juga ekonomi dunia saat ini,” ucapnya.
Deddy berharap segera diterapkannya ke daerah untuk nol pajak hotel dan restoran. “Kebijakan Pemerintah Pusat itu dengab regulasi dan juknis [petunjuk teknis] yang jelas, agar hal ini bisa membantu promosi destinasi DIY untuk wisman maupun wisnus. Kita berharap promosi dalam negeri lebih digalakkan lagi baik meeting incentive convention exhibition (MICE) mau wisatanya,” katanya.
Tindakan Tepat
Pengamat Pariwisata UGM, Prof. Baiquni mengatakan jika melihat kondisi saat ini bisa saja keputusan penundaan ekspansi menjadi hal yang tepat. “Mungkin untuk waktu sekarang bisa lebih fokus untuk perbaikan yang sudah ada dahulu serta konsolidasi dengan unsur pentahelix,” kata Prof. Baiquni.
Dia tidak mengungkapkan secara detail, bagaimana ketercukupan pemenuhan kamar hotel, dan idealnya berapa. Namun, menurutnya saat ini sudah cukup banyak hotel di Jogja. Termasuk cukup banyak homestay yang dikembangkan masyarakat. Khusus homestay, ia memberi catatan beberapa memang perlu ditingkatkan standarnya. “Standarnya harus menjadi perhatian, kualitas pelayanan, aksesbilitas masyarakat,” ucapnya.
Dikatakannya juga peluang untuk mengisi kamar-kamar hotel di DIY cukup besar. Hal itu karena orang yang berkunjung ke DIY tidak hanya orang yang berwisata. Banyaknya perguruan tinggi, menjadi peluang untuk mengisi kamar-kamar tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement