Advertisement
Hindari Panic Buying, Ritel di Jogja Batasi Penjualan Kebutuhan Pokok

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah ritel membatasi penjualan kebutuhan pokok, untuk menjaga ketersediaan bahan pokok dan menghindari panic buying di tengah merebaknya virus Corona.
Corporate Communications Section Head, PT Lion Super Indo (Super Indo) Priyo Dwi Utomo, mengatakan kegiatan operasional Superi Indo berjalan dengan normal. Super Indo berkomitmen untuk terus berusaha melayani pelanggan kami dengan memastikan ketersediaan barang di seluruh gerai.
Advertisement
“Sesuai surat edaran dari pemerintah melalui Satgas Pangan Polri kepada Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) terkait dengan pengawasan ketersediaan Bapokting (Bahan Pokok dan Penting), kami di Super Indo mendukung dan saya meyakini ritel modern yang lain juga mendukung langkah yang diambil pemerintah ini,” ucap Priyo, Kamis (19/3).
Dikatakannya, kebijakan tersebut diambil guna memastikan ketersediaan Bapokting dan komoditas pangan lainnya terdistribusi dengan baik di tengah kondisi Indonesia saat ini. Pihaknya membatasi sesuai dengan surat edaran dan arahan pemerintah yang diterima, untuk beberapa item seperti beras maksimal 10 kilogram (kg), gula maksimal 2 kg, minyak goreng maksimal 4 liter, mi instan maksimal 2 dus, semuanya berlaku per konsumen, per struk.
“Kami akan memastikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk produk masker dan hand sanitizer, memang di saat seperti ini permintaan dari pelanggan mengalami peningkatan. Namun kami juga terus berkoordinasi dengan pihak supplier kami agar bisa terus memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengupayakan mengisi kekosongan,” ucapnya.
PR & Marketing Mirota Kampus Andreas Probo Heri Saputro mengatakan untuk produk kebutuhan pokok dirasa aman, meski ada peningkatan penjualan dalam beberapa waktu terakhir. Sementara vitamin, hand sanitizer, masker, hand wash sulit pengadaannya karena distributor kosong. “Produk-produk itu banyak dicari pelanggan. Untuk pembatasan saat ini gula pasir dan masih menunggu informasi lebih lanjut dari manajemen sedang dipersiapkan,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengatakan adanya pengaturan pembelian barang kebutuhan pokok dalam rangka edukasi konsumen berbelanja bijak untuk barang kebutuhan pokok, serta menjaga stabilisasi stok barang. “Di toko, swalayan sudah diterapkan. Penjual bahan pokok diterapkan pengaturan pembelian. Untuk ketersediaan stok di pasar pantauan cukup. Hanya gula pasir yang masih tinggi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
- Honda Premium Matic Day Hadir di Purwokerto
Advertisement